Sinopsis God of Study Episode 1 - 16 dalam Bahasa Indonesia - 16 Episode Korean Drama God of Study (??? ? ) from January 4, 2010: Episode 1 - 16 (End
New 16 Episode Korean Comedy Drama “God of Study” (??? ? ) also known as Lord of Studying from January 4, 2010 at 21.55 pm over KBS2 - Episode 1 - 8 (sinopsis dalam Bahasa Indonesia)
Title: ??? ? / Gongbueui Shin
Chinese Title : ????
Also known as: God of Study / Lord of Studying / Master of Study
Genre: Comedy
Episodes: 16
Broadcast network: KBS2
Broadcast period: January 4, 2009 to February 23, 2010
Air time: Monday & Tuesday 21:55
Based on a popular Japanese manga - Dragon Zakura.
Chinese Title : ????
Also known as: God of Study / Lord of Studying / Master of Study
Genre: Comedy
Episodes: 16
Broadcast network: KBS2
Broadcast period: January 4, 2009 to February 23, 2010
Air time: Monday & Tuesday 21:55
Based on a popular Japanese manga - Dragon Zakura.
Production Credits
Director: Yoo Hyun Ki (???)
Screenwriter: Yoon Kyung Ah (???)
Screenwriter: Yoon Kyung Ah (???)
- Kim Soo Ro as Kang Suk Ho
- Bae Doo Na as Han Soo Jung
- Song Yoon Ah as Jang Ma Ri
- Yoo Seung Ho as Hwang Baek Hyun
- Park Ji Yeon as Na Hyun Jung
- Go Ah Sung
- Lee Hyun Woo as Hong Chan Doo
- Lee Chan Ho (???) as Oh Bong Goo
- Byun Hee Bong as Cha Ki Bong
- Lee Byung Joon
- Im Ji Eun as Lee Eun Yoo
- Shim Hyung Tak as Jang Young Shik
- Park Chil Yong as Ha Sang Kil
- Lee Dal Hyung
- Im Sung Min as Bae Young Sook
- Kim Young Ok as Lee Boon Yi
- Bang Eun Hee as Han Ae Shim
- Kim Ha Kyoon as Oh Dal Shik
- Park Chul Ho
- Koo Hye Ryung (???) as Hwang Geum Joo
- Kim Mi Ra as Kim Jung Hee
Video Clips of ???? - T-MAX (God Of Study OST)
Yoo Seung Ho as Hwang BaekHyun,16 adalah pemimpin grup ke-5 murid itu. Dia keras kepala dan seorang troublemaker ha..ha. Kehilangan kedua orang tuanya, ia tumbuh di tangan neneknya. Selama ini di seluruh hidupnya, ia tidak memiliki tujuan apa pun dalam hidupnya ,hingga ia dapat menjadi anak laki-laki yang keras kepala dan tangguh di luar, tapi sebenarnya dia adalah cucu laki-laki yang mencintai neneknya. Dan untuk neneknya, bersedia melakukan apa pun untuknya.
Go Ah Sung as Gil PulEp, 17. seorang yang tulus dan jujur tapi tidak tekun. Dia tinggal bersama ibunya yang mengelola toko minuman kecil. Dia menghadapi masalah saat merawat ibunya, yang memimpikan cinta yang tidak realistis. Dia bekerja keras, tapi sedih ketika nilai-nilainya tidak mencerminkan usahanya.
Lee Hyun Woo as Hong ChanDoo, 16. mempesona dan komikal karakter.Dia tidak pernah belajar karena ia terlalu cinta dengan musik dan berdansa. Anggota keluarganya semua sangat pintar dan berbakat, ia pemuda yang tidak mudah khawatir.
Ji Yeon as Na HyunJung, 16. adalah seorang yang tenang dan santai, hanya dia tidak punya tujuan dan dekat dengan BaekHyun
Lee Chan Ho as Oh BongGoo, 20. adalah seorang yang pemalu dan tidak mau menonjolkan dirinya.
Dia hidup damai dengan keluarganya yang memiliki restoran BBQ. Dia selalu terbuka di sekitar rumah, tapi ketika dia keluar ke suatu tempat, ia tiba-tiba berubah menjadi orang yang pemalu yang hampir tidak terlihat bahkan di sekitar sekolah.
Synopsis
Kang Suk Ho is an ordinary lawyer who decides to teach a bunch of rebellious students. He promises to get five of them into their most prestigious college in the country.
SMU Byung Moon, adalah sebuah SMU yang terkenal sebagai SMU yang penuh dengan anak-anak bodoh, bermasalah dan pembuat onar. Setengah dari murid SMU itu di-drop out. SMU itu mengalami masalah finansial dan terancam tutup. Pemimpin SMU Byung Moon, Jang Pil Gyu, sedang koma di rumah sakit dan putrinya, Jang Ma Ri, yang mengantikan kedudukannya untuk mengelola SMU itu. Pengacara Kang Seok Ho ditawarkan untuk menyelesaikan kasus itu dan ia menerimanya.
Seorang pemuda kemudian memasuki ruangan untuk mengantarkan mie pesanan Kang Seok Ho. Ia meminta pemuda pengantar itu untuk mengirimkan 1 mie lagi untuk temannya, namun pemuda itu menolak. Kang Seok Ho menasehati pemuda itu habis-habisan.
Pemuda Pengantar: Kau hanya memesan 1, aku tidak bisa mengantarkan pesanan yang hanya 1 buah.
Kang Seok Ho: Kenapa tidak bisa? Tugasmu mengantarkan pesanan kan? Mau pesanannya 1 atau 2, kau harus tetap bertanggung jawab mengantar pesanan itu.
Pemuda Pengantar: Kau hanya memesan 1, aku tidak bisa mengantarkan pesanan yang hanya 1 buah.
Kang Seok Ho: Kenapa tidak bisa? Tugasmu mengantarkan pesanan kan? Mau pesanannya 1 atau 2, kau harus tetap bertanggung jawab mengantar pesanan itu.
Keesokan harinya, ketika Kang Seok Ho hendak menuju SMU Byung Moon, ia bertemu lagi dengan pemuda pengantar mie. Pemuda itu menantangnya balapan motor dan Seok Ho menerima tantangan itu. Ketika sedang kebut-kebutan, pemuda itu ditilang oleh polisi sementara Seok Ho berhasil kabur. Tiba-tiba sebuah kertas menutupi helmnya dan ia nyaris menabrak. Ia berhenti dan melihat kertas itu. Ternyata kertas ulangan seorang siswa: Matematika, Gil Pul Ip, Nilai: 25.
Ketika direktur (putri pemimpin SMU Byung Moon) mengumumkan bahwa kemungkinan sekolah itu akan ditutup, para guru menjadi panik. Namun mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri dan takut menjadi pengangguran. Hanya Han Soo Jung-lah guru yang mengkhawatirkan nasib murid-muridnya.
Guru-guru: Apa yang akan terjadi dengan sekolah kami? Apa kami akan kehilangan pekerjaan kami? Apa yang akan kita lakukan? Kenapa kau lakukan ini pada kami? Ini semua tidak boleh terjadi! Bla, bla, bla…
Guru Han Soo Jung: Bagaimana dengan murid-murid kami? Apa mereka akan dipindahkan ke sekolah lain? Kita harus memperjuangkan nasib murid-murid.
Guru-guru: Apa yang akan terjadi dengan sekolah kami? Apa kami akan kehilangan pekerjaan kami? Apa yang akan kita lakukan? Kenapa kau lakukan ini pada kami? Ini semua tidak boleh terjadi! Bla, bla, bla…
Guru Han Soo Jung: Bagaimana dengan murid-murid kami? Apa mereka akan dipindahkan ke sekolah lain? Kita harus memperjuangkan nasib murid-murid.
Kang Seok Ho berkeliling SMU itu dan ia hanya bisa menghela napas panjang melihat tingkah dan kelakuan para muridnya. Tiba-tiba ia seperti melihat bayangan memori di kepalanya. Ia melihat bayangan beberapa pemuda berkelahi (sepertinya ia teringat pengalamannya sendiri). Para penduduk di lingkungan sekitar terus menerus complain tentang para murid.
Penduduk: Bagaimana bisa mereka disebut pelajar? Aku harus pindah dari sini. SMU Byung Moon hanya bisa membuat kepalaku pusing! Pergi dari sini!
Kang Seok Ho teringat masa lalunya lagi (Seorang wanita berkata, “Kita tidak boleh mencampakkan Seok Ho” dan ia teringat dirinya berkelahi). Kemudian ia bertekad akan memperjuangkan nasib para murid SMU itu.
Scene berpindah ke pemuda pengantar mie yang ternyata bernama Hwang Baek Hyun. Baek Hyun hidup bersama neneknya karena orang tuanya sudah meninggal. Ia terlalu sibuk untuk menghidupi diri dan neneknya sehingga tidak terpikir untk belajar. Ketika ia pulang, ia melihat neneknya sedang berbicara dengan seorang pria. Pria itu menyuruh neneknya pindah.
Baek Hyun: Nenek!
Nenek: Tidak apa-apa. Aku bisa mencari tempat tinggal yang lain.
Baek Hyun: Kenapa kau lakukan itu pada kami? Kenapa kami harus pindah?
Baek Hyun tinggal bersama neneknya. Mereka hidup miskin, namun neneknya ingin Baek Hyun tetap bersekolah walaupun mereka harus menggunakan uang mereka hanya untuk bersekolah tetapi tinggal di tempat yang tidak layak.
Baek Hyun: Walaupun sedikit lebih mahal, seharusnya kita tinggal di tempat yang lebih aman.
Nenek: Tenang saja. Aku bisa mencari tempat yang lain. Untuk apa ayam ini? (menunjuk ayam goreng)
Baek Hyun: Nenek kan suka ayam.
Nenek: Kenapa kau pakai uang untuk membeli ini?
Baek Hyun: Nenek bilang aku bisa memakai uang yang nenek berikan.
Nenek: Aku bilang uang itu kau gunakan untuk membeli keperluan sekolah.
Baek Hyun: Aku membeli ayam itu dengan uang yang tersisa, Nek.
Nenek: Baek Hyun, belajar yang giat. Kau harus masuk ke perguruan tinggi yang bagus agar aku bisa menghadapi kedua orang tuamu ketika aku menyusul mereka ke surga kelak. Luar biasa sekali kalau kau bisa diterima di Universitas Chun Ha.
Oh Bong Goo adalah putra seorang pemilik restoran. Ia adalah satu-satunya murid SMU Byung Moon yang punya keinginan untuk belajar walaupun sepertinya selalu gagal. Orang tuanya sendiri menganggap belajar bukanlah hal penting.
Ayah Bong Goo: Orang yang rajin belajar juga belum tentu mudah mencari pekerjaan. Restoran kita cukup baik. Kau tinggal meneruskan usaha kita saja.
Penduduk: Bagaimana bisa mereka disebut pelajar? Aku harus pindah dari sini. SMU Byung Moon hanya bisa membuat kepalaku pusing! Pergi dari sini!
Kang Seok Ho teringat masa lalunya lagi (Seorang wanita berkata, “Kita tidak boleh mencampakkan Seok Ho” dan ia teringat dirinya berkelahi). Kemudian ia bertekad akan memperjuangkan nasib para murid SMU itu.
Scene berpindah ke pemuda pengantar mie yang ternyata bernama Hwang Baek Hyun. Baek Hyun hidup bersama neneknya karena orang tuanya sudah meninggal. Ia terlalu sibuk untuk menghidupi diri dan neneknya sehingga tidak terpikir untk belajar. Ketika ia pulang, ia melihat neneknya sedang berbicara dengan seorang pria. Pria itu menyuruh neneknya pindah.
Baek Hyun: Nenek!
Nenek: Tidak apa-apa. Aku bisa mencari tempat tinggal yang lain.
Baek Hyun: Kenapa kau lakukan itu pada kami? Kenapa kami harus pindah?
Baek Hyun tinggal bersama neneknya. Mereka hidup miskin, namun neneknya ingin Baek Hyun tetap bersekolah walaupun mereka harus menggunakan uang mereka hanya untuk bersekolah tetapi tinggal di tempat yang tidak layak.
Baek Hyun: Walaupun sedikit lebih mahal, seharusnya kita tinggal di tempat yang lebih aman.
Nenek: Tenang saja. Aku bisa mencari tempat yang lain. Untuk apa ayam ini? (menunjuk ayam goreng)
Baek Hyun: Nenek kan suka ayam.
Nenek: Kenapa kau pakai uang untuk membeli ini?
Baek Hyun: Nenek bilang aku bisa memakai uang yang nenek berikan.
Nenek: Aku bilang uang itu kau gunakan untuk membeli keperluan sekolah.
Baek Hyun: Aku membeli ayam itu dengan uang yang tersisa, Nek.
Nenek: Baek Hyun, belajar yang giat. Kau harus masuk ke perguruan tinggi yang bagus agar aku bisa menghadapi kedua orang tuamu ketika aku menyusul mereka ke surga kelak. Luar biasa sekali kalau kau bisa diterima di Universitas Chun Ha.
Oh Bong Goo adalah putra seorang pemilik restoran. Ia adalah satu-satunya murid SMU Byung Moon yang punya keinginan untuk belajar walaupun sepertinya selalu gagal. Orang tuanya sendiri menganggap belajar bukanlah hal penting.
Ayah Bong Goo: Orang yang rajin belajar juga belum tentu mudah mencari pekerjaan. Restoran kita cukup baik. Kau tinggal meneruskan usaha kita saja.
Hong Chan Doo adalah anak dari orang tua yang kaya. Namun Chan Doo sama sekali tidak punya motivasi dan keinginan untuk belajar. Chan Doo senang bermain musik. Ia menyukai dance dan bermain gitar. Ayahnya melarangnya untuk bermain musik dan memaksanya belajar.
Gil Pul Ip adalah putri seorang wanita pemilik bar. Ibunya selalu ‘bermain’ dengan para pria. Pul Ip juga punya keinginan untuk belajar, namun kondisi rumahnya tidak memungkinkan ia untuk belajar.
Na Hyun Jung adalah putri dari keluarga berada. Hyun Jung menyukai Baek Hyun dan selalu memberikannya sesuatu untuk menarik hatinya. Namun ia hanya bertepuk sebelah tangan.
Keesokan harinya, Seok Ho menemui Jang Ma Ri.
Seok Ho: Beri aku waktu satu tahun, aku akan menghidupkan kembali SMU Byung Moon.
Ma Ri: Apa rencanamu untuk satu tahun itu?
Seok Ho: Membuat beberapa murid diterima di Universitas Chun Ha.
Ma Ri: Apa?! Maksudmu Universitas Nasional Chun Ha?!
Seok Ho: Benar.
Ma Ri: Universitas yang SMU dengan para muridnya sangat pintar juga belum tentu diterima? Universitas Chun Ha yang itu?
Seok Ho: Jika nantinya SMU Byung Moon bisa memasukkan beberapa muridnya ke Universitas Chun Ha, reputasi Byung Moon pasti akan meningkat.
Ma Ri: (Tertawa) Sepertinya kau belum selesai mempelajari latar belakang SMU ini. Belum pernah ada seorang murid pun yang masuk ke universitas itu.
Seok Ho: Masih ada kemungkinan itu.
Ma Ri: Bagaimana caranya?
Seok Ho: Nanti akan aku jelaskan saat rapat, asal kau menandatangi perjanjian bahwa sekolah akan tetap buka tahun-tahun kemudian.
Ma Ri: Baiklah.
Pada saat rapat, guru-guru meributkan rencana yang dibuat Seok Ho.
Guru: Apa kau sudah gila? Anak-anak di sini tidak pintar. Para murid tidak memperhatikan guru yang mengajar. Itu hanya membuang-buang tenaga saja. Ujung-ujungnya membuat para guru jadi gila.
Seok Ho: Dengan kata lain, kau bilang para murid di sini bodoh? Lalu, apa para murid di lingkungan yang kaya itu pintar? Apa karena orang tua mereka sadar pentingnya pendidikan lalu mengirim mereka ke sekolah? Bukan itu masalahnya. Semua anak pada dasarnya sama. Perbedaannya hanya ada pada kesempatan yang mereka miliki untuk mendapat hasil yang baik. Jika mereka diajari dengan cara yang benar, para murid itu pasti bisa masuk Universitas Chun Ha.
Guru: Apa dengan memasukkan satu atau dua murid ke Chun Ha lantas orang tua akan menyekolahkan anak mereka di sini.
Seok Ho: Ya, satu atau dua orang murid yang masuk Chun Ha tidak akan membuat orang tua menyekolahkan anaknya di sini. Karena itu aku akan memasukkan 5 orang murid ke Chun Ha. 5 murid tahun itu, 10 murid tahun depan. Jika kita dengan stabil meningkatkan jumlah murid yang diterima, maka dalam waktu 5 tahun, kita bisa memasukkan 100 murid.
Tentu saja perkataannya itu membuat guru-guru terkejut sekaligus tertawa. Namun apa boleh buat, para guru menerimanya karena takut sekolah akan ditutup.
Mari mengajukan 2 syarat. Pertama, dalam waktu 3 hari, Seok Ho harus mengumpulkan 5 orang murid. Kedua, ia harus meningkatkan nilai mereka saat ujian. Jika ia gagal, ia harus meninggalkan Byung Moon.
Kang Seok Ho mengumumkan di depan para murid. Melihat para murid ribut sendiri dan tidak memperhatikannya, ia hanya diam di panggung. Lama kelamaan, para murid diam dan menatapnya dengan bingung.
Murid: Cepat bicara agar kami bisa cepat pergi. Apa kau demam panggung, hah?
Seok Ho diam beberapa saat, lalu berkata: Anak-anak bodoh idiot. Orang bodoh selama hidupnya hanya akan diinjak-injak oleh orang lain.
Kata-katanya itu membuat para murid marah dan berteriak mengajaknya berkelahi.
Seok Ho: (Berteriak) Tutup mulut kalian dan dengarkan aku bicara!
Para murid terdiam.
Seok Ho: Selama hidup, diinjak-injak.. Apa kalian tahu rasanya dikalahkan? Dibodohi oleh mereka. Kalian akan hidup dengan dibodohi orang lain, sampai kalian mati. Di masyarakat, ada aturan. Kalian tidak punya pilihan selain hidup dengan aturan itu. Siapa yang membuat aturan itu? Orang-orang pintar. Aturan hukum, pendidikan, pajak, finansial. Semua itu dibuat oleh orang pintar untuk kepentingan mereka dan untuk membuat hidup mereka lebih baik. Tapi, aturan itu tidak menguntungkan bagi mereka yang tidak pandai. Bagi para murid Byung Moon yang tidak ingin menggunakan kepalanya, akan menghabiskan sisa hidup dengan dimanfaatkan oleh orang pintar. Jika kalian tidak ingin dimanfaatkan oleh orang-orang pintar itu, jika kalian tidak ingin dibodohi dan dikalahkan oleh mereka, hanya ada satu jalan. Belajar. Hanya belajar. Belajar yang rajin. Belajar sampai kalian merasa akan mati, lalu masuk ke Universitas Chun Ha.
Tiba sebuah bola basket melayang dan hampir mengenai Seok Ho. Ternyata Baek Hyun yang melempar bola itu.
Seok Ho: Pemuda pengantar mie?
Baek Hyun: Universitas Chun Ha? Kau benar-benar lucu. Apa kau lulusan Chun Ha? Apa Chun Ha bisa memberimu makan? Apa kau begitu menyukai Chun Ha?
Seok Ho: Aku bukan lulusan Universitas Chun Ha. (Murid-murid langsung menyorakinya) Aku tidak menyukai Chun Ha. Orang-orang yang lulus dari Chun Ha bertingkah sombong dan angkuh. Mereka membuatku muak. Tapi itu berbeda untuk kalian. Sampah seperti kalian hanya ada satu jalan untuk diterima di masyarakat, yaitu masuk Universitas Chun Ha.
Baek Hyun: Sampah?? (Ia maju untuk menyerang Baek Ho, tapi dihalangi oleh teman-temannya)
Seok Ho: Di lantai 4 akan dibuka kelas khusus bagi 5 murid yang ingin berada di Universitas Chun Ha tahun depan. Kesempatan untuk mengubah hidup kalian ada didepan mata kalian. Belajar. Dan masuk Universitas Chun Ha!
Gil Pul Ip adalah putri seorang wanita pemilik bar. Ibunya selalu ‘bermain’ dengan para pria. Pul Ip juga punya keinginan untuk belajar, namun kondisi rumahnya tidak memungkinkan ia untuk belajar.
Na Hyun Jung adalah putri dari keluarga berada. Hyun Jung menyukai Baek Hyun dan selalu memberikannya sesuatu untuk menarik hatinya. Namun ia hanya bertepuk sebelah tangan.
Keesokan harinya, Seok Ho menemui Jang Ma Ri.
Seok Ho: Beri aku waktu satu tahun, aku akan menghidupkan kembali SMU Byung Moon.
Ma Ri: Apa rencanamu untuk satu tahun itu?
Seok Ho: Membuat beberapa murid diterima di Universitas Chun Ha.
Ma Ri: Apa?! Maksudmu Universitas Nasional Chun Ha?!
Seok Ho: Benar.
Ma Ri: Universitas yang SMU dengan para muridnya sangat pintar juga belum tentu diterima? Universitas Chun Ha yang itu?
Seok Ho: Jika nantinya SMU Byung Moon bisa memasukkan beberapa muridnya ke Universitas Chun Ha, reputasi Byung Moon pasti akan meningkat.
Ma Ri: (Tertawa) Sepertinya kau belum selesai mempelajari latar belakang SMU ini. Belum pernah ada seorang murid pun yang masuk ke universitas itu.
Seok Ho: Masih ada kemungkinan itu.
Ma Ri: Bagaimana caranya?
Seok Ho: Nanti akan aku jelaskan saat rapat, asal kau menandatangi perjanjian bahwa sekolah akan tetap buka tahun-tahun kemudian.
Ma Ri: Baiklah.
Pada saat rapat, guru-guru meributkan rencana yang dibuat Seok Ho.
Guru: Apa kau sudah gila? Anak-anak di sini tidak pintar. Para murid tidak memperhatikan guru yang mengajar. Itu hanya membuang-buang tenaga saja. Ujung-ujungnya membuat para guru jadi gila.
Seok Ho: Dengan kata lain, kau bilang para murid di sini bodoh? Lalu, apa para murid di lingkungan yang kaya itu pintar? Apa karena orang tua mereka sadar pentingnya pendidikan lalu mengirim mereka ke sekolah? Bukan itu masalahnya. Semua anak pada dasarnya sama. Perbedaannya hanya ada pada kesempatan yang mereka miliki untuk mendapat hasil yang baik. Jika mereka diajari dengan cara yang benar, para murid itu pasti bisa masuk Universitas Chun Ha.
Guru: Apa dengan memasukkan satu atau dua murid ke Chun Ha lantas orang tua akan menyekolahkan anak mereka di sini.
Seok Ho: Ya, satu atau dua orang murid yang masuk Chun Ha tidak akan membuat orang tua menyekolahkan anaknya di sini. Karena itu aku akan memasukkan 5 orang murid ke Chun Ha. 5 murid tahun itu, 10 murid tahun depan. Jika kita dengan stabil meningkatkan jumlah murid yang diterima, maka dalam waktu 5 tahun, kita bisa memasukkan 100 murid.
Tentu saja perkataannya itu membuat guru-guru terkejut sekaligus tertawa. Namun apa boleh buat, para guru menerimanya karena takut sekolah akan ditutup.
Mari mengajukan 2 syarat. Pertama, dalam waktu 3 hari, Seok Ho harus mengumpulkan 5 orang murid. Kedua, ia harus meningkatkan nilai mereka saat ujian. Jika ia gagal, ia harus meninggalkan Byung Moon.
Kang Seok Ho mengumumkan di depan para murid. Melihat para murid ribut sendiri dan tidak memperhatikannya, ia hanya diam di panggung. Lama kelamaan, para murid diam dan menatapnya dengan bingung.
Murid: Cepat bicara agar kami bisa cepat pergi. Apa kau demam panggung, hah?
Seok Ho diam beberapa saat, lalu berkata: Anak-anak bodoh idiot. Orang bodoh selama hidupnya hanya akan diinjak-injak oleh orang lain.
Kata-katanya itu membuat para murid marah dan berteriak mengajaknya berkelahi.
Seok Ho: (Berteriak) Tutup mulut kalian dan dengarkan aku bicara!
Para murid terdiam.
Seok Ho: Selama hidup, diinjak-injak.. Apa kalian tahu rasanya dikalahkan? Dibodohi oleh mereka. Kalian akan hidup dengan dibodohi orang lain, sampai kalian mati. Di masyarakat, ada aturan. Kalian tidak punya pilihan selain hidup dengan aturan itu. Siapa yang membuat aturan itu? Orang-orang pintar. Aturan hukum, pendidikan, pajak, finansial. Semua itu dibuat oleh orang pintar untuk kepentingan mereka dan untuk membuat hidup mereka lebih baik. Tapi, aturan itu tidak menguntungkan bagi mereka yang tidak pandai. Bagi para murid Byung Moon yang tidak ingin menggunakan kepalanya, akan menghabiskan sisa hidup dengan dimanfaatkan oleh orang pintar. Jika kalian tidak ingin dimanfaatkan oleh orang-orang pintar itu, jika kalian tidak ingin dibodohi dan dikalahkan oleh mereka, hanya ada satu jalan. Belajar. Hanya belajar. Belajar yang rajin. Belajar sampai kalian merasa akan mati, lalu masuk ke Universitas Chun Ha.
Tiba sebuah bola basket melayang dan hampir mengenai Seok Ho. Ternyata Baek Hyun yang melempar bola itu.
Seok Ho: Pemuda pengantar mie?
Baek Hyun: Universitas Chun Ha? Kau benar-benar lucu. Apa kau lulusan Chun Ha? Apa Chun Ha bisa memberimu makan? Apa kau begitu menyukai Chun Ha?
Seok Ho: Aku bukan lulusan Universitas Chun Ha. (Murid-murid langsung menyorakinya) Aku tidak menyukai Chun Ha. Orang-orang yang lulus dari Chun Ha bertingkah sombong dan angkuh. Mereka membuatku muak. Tapi itu berbeda untuk kalian. Sampah seperti kalian hanya ada satu jalan untuk diterima di masyarakat, yaitu masuk Universitas Chun Ha.
Baek Hyun: Sampah?? (Ia maju untuk menyerang Baek Ho, tapi dihalangi oleh teman-temannya)
Seok Ho: Di lantai 4 akan dibuka kelas khusus bagi 5 murid yang ingin berada di Universitas Chun Ha tahun depan. Kesempatan untuk mengubah hidup kalian ada didepan mata kalian. Belajar. Dan masuk Universitas Chun Ha!
Episode Sebelumnya
Seok Ho: Di lantai 4 akan dibuka kelas khusus bagi 5 murid yang ingin berada di Universitas Chun Ha tahun depan. Kesempatan untuk mengubah hidup kalian ada didepan mata kalian. Belajar. Dan masuk Universitas Chun Ha!
Episode 2
Baek Hyun: Sebagian besar murid yang bersekolah di Byung Moon adalah anak dari keluarga tidak mampu. Kami harus mancari uang sendiri untuk menghidupi keluarga kami. Kami terlalu sibuk hanya untuk bertahan hidup. Enyah kau dari sini!
Baek Hyun melempar bola basket ke jendela dan membuat jendela itu pecah. Anak-anak yang lain menyorakinya setuju.
Baek Hyun melempar bola basket ke jendela dan membuat jendela itu pecah. Anak-anak yang lain menyorakinya setuju.
Seok Ho pergi ke sebuah kelas yang tidak terpakai. Ia akan menggunakan kelas itu sebagai kelas khusus. Ia membersihkan kelas itu. Soo Jung memutuskan untuk membantunya bersih-bersih. Soo Jung ragu apakah akan ada anak yang mau bergabung dengan kelas khusus. Seok Ho mengajaknya bertaruh.
Seok Ho: Apabila aku berhasil membawa lima orang anak ke kelas khusus, kau harus membantuku di kelas khusus.
Seok Ho: Apabila aku berhasil membawa lima orang anak ke kelas khusus, kau harus membantuku di kelas khusus.
Pada saat pelajaran, para murid tidak ada yang memperhatikan guru yang mengajar. Mereka sibuk dengan diri mereka sendiri. Chan Doo sibuk menonton dance dari hp-nya, Bong Goo sibuk melawan rasa kantuknya, Pul Ip memikirkan kata-kata Seok Ho, Hyun Jung sibuk menggambar wajah Baek Hyun, dan Baek Hyun sibuk memikirkan bahwa ia dan neneknya akan diusir dari rumah mereka.
Seok Ho memulai proses merekrut murid-murid untuk kelas khususnya. Ia mulai membidik beberapa murid, dimulai dari Baek Hyun. Ketika sedang bekerja, Baek Hyun mendapat telp dari neneknya. Ternyata Seok Ho mendatangi neneknya dan berkata padanya bahwa Baek Hyun ikut ke kelas khusus dan akan belajar dengan sangat keras. Hal itu tentu membuat neneknya sangat senang dan bangga padany, tetapi membuat Baek Hyun luar biasa kesal. Neneknya bercerita pada Seok Ho bahwa mereka akan diusir dari rumah mereka. Seok Ho mencari cara untuk membantu mereka.
Bong Goo, seperti biasanya, membantu orang tuanya di restoran. Namun ia selalu menggunakan waktu senggangnya untuk membaca dan belajar. Mantan teman sekelas Bong Goo bersama orang tuanya datang berkunjung ke restorannya. Mereka mengatakan bahwa anak mereka akan berusaha yang terbaik pada ujian nanti.
Orang tua Bong Goo: Bong Goo masih bersekolah di Byung Moon. (Padahal orang lain pada pindah).
Orang tua teman Bong Goo: Ooh.. (Dengan ekspresi yang aneh)
Hal itu membuat Bong Goo malu walaupun orang tuanya cuek-cuek aja.
Orang tua Bong Goo: Bong Goo masih bersekolah di Byung Moon. (Padahal orang lain pada pindah).
Orang tua teman Bong Goo: Ooh.. (Dengan ekspresi yang aneh)
Hal itu membuat Bong Goo malu walaupun orang tuanya cuek-cuek aja.
Disisi lain, orang tua Chan Doo dikunjungi oleh beberapa teman mereka. Teman orang tuanya bercerita tentang anak-anak mereka, namun orang tua Chan Doo hanya tertawa pahit dan merasa tidak nyaman. Chan Doo melihat mereka dari kejauhan dan merasa tidak nyaman juga.
Hyun Jung mencoba menelepon Baek Hyun, namun tidak pernah diangkat. Ia meminta Pul Ip menelepon Baek Hyun, dan Baek Hyun mengangkat telp Pul Ip. Membuat Hyun Jung begitu kesal. Seok Ho terus menerus melakukan pendekatan agresif pada Baek Hyun.
Pul Ip pulang ke rumahnya dan menemukan ibunya mabuk-mabukan. Ibunya berkata bahwa, istri kekasihnya datang dan membuat keributan dengannya. Ibunya menangis histeris. Pul Ip merasa sedih. Tiba-tiba Seok Ho datang ke bar-nya dan menasehatinya agar ia tidak menyesal kelak.
Seok Ho mendatangi Baek Hyun dan menawarkan akan membantunya mengenai masalah rumah, namun dengan syarat Baek Hyun harus masuk ke kelas khusus. Baek Hyung menolak. Ia merenung semalaman. Ia memutuskan untuk keluar dari sekolah dan bekerja. Ia ingin memberitahukan pada neneknya namun tidak jadi karena melihat neneknya membuatkan bekal makan siang untuknya.
Baek Hyun: Nenek… (Hendak menceritakan keputusannya)
Nenek: Ada apa?
Baek Hyun: Tidak, tidak apa-apa.
Hari itu, Baek Hyun tidak masuk sekolah. Ia bekerja sebagai mekanik di sebuah bengkel.
Baek Hyun: Nenek… (Hendak menceritakan keputusannya)
Nenek: Ada apa?
Baek Hyun: Tidak, tidak apa-apa.
Hari itu, Baek Hyun tidak masuk sekolah. Ia bekerja sebagai mekanik di sebuah bengkel.
Chan Doo dan Bong Goo berpikir tentang teman-teman orang tua mereka yang kemarin datang berkunjung. Dalam hati, mereka mulai merasakan keinginan untuk mengubah hidup mereka.
Pada saat makan siang, Baek Hyun membuka bekal neneknya dan menemukan sepucuk surat. “Cucuku Baek Hyun. Ibumu pasti akan membuatkan bekal makan siang yang lebih baik dan lebih bagus dari ini. Aku minta maaf. Mungkin nasi ini tidak enak, tapi makanlah agar kau tetap sehat. Nenek menyayangi Baek Hyun.” Baek Hyun menangis. Ia teringat masa kecilnya dimana neneknya selalu menemaninya dan selalu ada untuknya. Tiba-tiba telepon berdering. Seok Ho menelepon dan bilang padanya untuk membantu neneknya. Baek Hyun datang dan melihat neneknya menarik gerobak yang berisi barang-barang mereka. Ternyata mereka harus pindah hari ini. Baeok Hyun hendak berlari membantu neneknya, tapi dihalangi oleh Seok Ho.
Seok Ho: apa kau mau nenekmu melihatmu seperti ini? Dengan baju mekanik dan bolos dari sekolah?
Baek Hyun: Lalu apa? Apa yang harus aku lakukan?
Seok Ho: Ini belum terlambat. (Seok Ho lalu memberikannya baju untuk dipakai).
Seok Ho: apa kau mau nenekmu melihatmu seperti ini? Dengan baju mekanik dan bolos dari sekolah?
Baek Hyun: Lalu apa? Apa yang harus aku lakukan?
Seok Ho: Ini belum terlambat. (Seok Ho lalu memberikannya baju untuk dipakai).
Hari terakhir perekrutan murid kelas khusus.
Pul Ip berpikir. Berpikir tentang kelasnya, teman-temannya… dan ibunya. Ia menetapkan hatinya. Ia berdiri dan berkata pada gurunya bahwa ia akan bergabung dengan kelas khusus. Melihat itu, Chan Doo dan Bong Goo terkejut dan ikut berdiri.
Pul Ip berpikir. Berpikir tentang kelasnya, teman-temannya… dan ibunya. Ia menetapkan hatinya. Ia berdiri dan berkata pada gurunya bahwa ia akan bergabung dengan kelas khusus. Melihat itu, Chan Doo dan Bong Goo terkejut dan ikut berdiri.
Pul Ip datang ke kelas khusus, diikuti oleh Chan Doo dan Bong Soo. Ma Ri dan seorang guru datang ke kelas khusus. Dari lima murid yang menjadi taget, yang ingin masuk kelas khusus ternyata hanya tiga orang.
Seok Ho: Aku minta maaf. Kelas khusus Universitas Chan Ho sepertinya tidak akan ada.
Baek Hyun: Kata siapa?
Baek Hyun tiba-tiba muncul dengan terengah-engah. Hyun Jung mengikutinya. Lima orang murid kelas khusus telah terkumpul.
Seok Ho: Aku minta maaf. Kelas khusus Universitas Chan Ho sepertinya tidak akan ada.
Baek Hyun: Kata siapa?
Baek Hyun tiba-tiba muncul dengan terengah-engah. Hyun Jung mengikutinya. Lima orang murid kelas khusus telah terkumpul.
Seok Ho meninggalkan sekolah dan menuju suatu tempat dan sampai di sebuah rumah. Ia melihat papan nama di depan rumah itu. Ia menarik napas dalam-dalam dan mengelap keringatnya (seperti ketakutan). Tiba-tiba beberapa orang anak kecil keluar dari rumah itu dengan berlarian dan menangis. Ternyata mereka habis dihukum oleh seorang pria tua (yang ternyata adalah guru mereka). Pria tua itu keluar dan berteriak memanggil anak-anak yang sudah kabur.
Di lain pihak, para murid kelas khusus menjadi cemoohan murid-murid yang lain. Karena kesal, Baek Hyun menendang mereka dan mengatakan pada mereka agar jangan mengganggu murid kelas khusus lagi. Murid kelas khusus ditugaskan oleh Seok Ho untuk mengerjakan soal-soal matematika sekolah dasar (SD). Guru-guru melaporkan ini pada Ma Ri. Soo Jung menjelaskan pada mereka bahwa setelah murid-murid dites, mereka sama sekali tidak mengerti pokok bahasan sehingga harus diajarkan lagi dari dasar agar mereka mengerti dan paham dasarnya. Tentu saja para guru juga mencemooh mereka. Seok Ho menelepon Soo Jung dan mengatakan agar tidak membiarkan murid kelas khusus pulang sampai mereka selesai mengerjakan soal matematika yang diberikannya. Murid kelas khusus mengerjakan soal matematika hingga malam. Mereka mengeluh dan mengeluh. Baek Hyun mengatakan pada mereka untuk berusaha keras mengerjakannya agar cepat selesai.
Di lain pihak, para murid kelas khusus menjadi cemoohan murid-murid yang lain. Karena kesal, Baek Hyun menendang mereka dan mengatakan pada mereka agar jangan mengganggu murid kelas khusus lagi. Murid kelas khusus ditugaskan oleh Seok Ho untuk mengerjakan soal-soal matematika sekolah dasar (SD). Guru-guru melaporkan ini pada Ma Ri. Soo Jung menjelaskan pada mereka bahwa setelah murid-murid dites, mereka sama sekali tidak mengerti pokok bahasan sehingga harus diajarkan lagi dari dasar agar mereka mengerti dan paham dasarnya. Tentu saja para guru juga mencemooh mereka. Seok Ho menelepon Soo Jung dan mengatakan agar tidak membiarkan murid kelas khusus pulang sampai mereka selesai mengerjakan soal matematika yang diberikannya. Murid kelas khusus mengerjakan soal matematika hingga malam. Mereka mengeluh dan mengeluh. Baek Hyun mengatakan pada mereka untuk berusaha keras mengerjakannya agar cepat selesai.
Ketika murid kelas khusus sedang berusaha keras mengerjakan soal matematika, Seok Ho pun bekerja keras membuat mantan guru matematikanya yang eksentrik bernama Cha Ki Bong, agar mau membantunya mengajar murid kelas khusus. Guru Cha menolak. Namun Seok Ho bersikeras.
Seok Ho: Kau telah menolong banyak anak-anak mengerti dengan metode mengajarmu. Aku salah satu dari anak-anak itu. Tolong ajari mereka.
Guru Cha: Anak-anak zaman sekarang tidak menyukai metode mengajarku.
Namun Seok Ho bersikeras bahwa anak-anak itu membutuhkan ajaran guru Cha. Masa tega sih, membiarkan anak yang tidak punya harapan seperti mereka? tanyanya. Akhirnya guru Cha bersedia mengajari anak-anak kelas khusus dan datang ke Byung Moon.
Seok Ho: Kau telah menolong banyak anak-anak mengerti dengan metode mengajarmu. Aku salah satu dari anak-anak itu. Tolong ajari mereka.
Guru Cha: Anak-anak zaman sekarang tidak menyukai metode mengajarku.
Namun Seok Ho bersikeras bahwa anak-anak itu membutuhkan ajaran guru Cha. Masa tega sih, membiarkan anak yang tidak punya harapan seperti mereka? tanyanya. Akhirnya guru Cha bersedia mengajari anak-anak kelas khusus dan datang ke Byung Moon.
Sesampainya di kelas khusus, ia melihat kertas soal yang sudah dikerjakan murid kelas khusus dan membuangnya satu demi satu. Ia kemudian mengeluarkan kertas-kertas berdebu dan meminta mereka mengerjakannya. Ia tidak segan-segan memukul mereka apabila mereka protes, mengeluh atau berpose malas (seperti bertopang dagu). Setelah melihat hasil soal yang diberikannya, ia mengatakan bahwa mereka harus mengganti metode belajar mereka. Ia menyuruh mereka berpose seperti hendak bermain ping-pong.
Guru Cha: Matematika seperti olahraga. Biarkan jawaban-jawaban itu mengalir secara spontan dan otomatis.
Pihak yang melempar bola, bertindak sebagai pemberi pertanyaan, sedangkan pihak pemukul bola, bertindak sebagai penjawab pertanyaan. Lama kelamaan, mereka mulai terbiasa dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cepat.
Guru Cha: Matematika seperti olahraga. Biarkan jawaban-jawaban itu mengalir secara spontan dan otomatis.
Pihak yang melempar bola, bertindak sebagai pemberi pertanyaan, sedangkan pihak pemukul bola, bertindak sebagai penjawab pertanyaan. Lama kelamaan, mereka mulai terbiasa dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cepat.
Seok Ho mengumumkan pada murid kelas khusus bahwa selama 10 hari, mereka akan mengadakan camp pelatihan di sekolah. Di kamp pelatihan ini, selama 10 hari mereka menginap di sekolah dan tidak boleh pulang ke rumah. Mereka diperintahkan pulang untuk mengambil barang-barang mereka dan kembali ke sekolah lagi nanti sore.
Ketika Baek Hyun sampai di rumahnya untuk mengambil barang-barang keperluannya, neneknya mengatakan padanya bahwa seorang pengacara datang untuk membantu meteka mengurus masalah rumah.
Chan Doo pulang ke rumah dan menemui orang tuanya untuk memberitahukan bahwa ia ikut pelatihan di sekolah. Namun sebelum sempat mengatakannya, orang tuanya berkata bahwa ia akan disekolahkan di Amerika. Chan Doo menolak, tapi ayahnya bersikeras.
Ayah Chan Doo: Kau akan mendapatkan sekolah yang bagus di Amerika. Tidak ada alasan bagimu untuk tetap bersekolah di sini.
Ayah Chan Doo: Kau akan mendapatkan sekolah yang bagus di Amerika. Tidak ada alasan bagimu untuk tetap bersekolah di sini.
Bong Goo terjebak di restoran orang tuanya untuk membantu restoran mereka yang sedang dipenuhi pelanggan. Seok Ho menemui orang tuanya dan berkata bahwa Bong Goo mengikuti kelas khusus. Orang tua Bang Goo terkejut dan menjawab, “Kami tidak pernah memaksa Bong Goo untuk bersekolah atau belajar. Kami tidak pernah memarahi Bong Goo kalau nilainya jelek.”. Namun karena orang tua Bong Goo mengetahui anaknya suka belajar, mereka mengizinkannya pergi. “Tahun depan kau bisa tetap membantu orang tuamu di restoran, namun sekarang adalah kesempatan terakhirnya untuk belajar dengan giat.”
Kelima murid kelas khusus bermalam di sekolah.
Baek Hyun tidak bisa tidur dan teringat tentang permasalahan rumah. Ia keluar dari kelas ke halaman sekolah dan melihat Pul Ip duduk sendirian dekat tangga sambil mendengarkan musik.
Pul Ip: Aku tidak bisa tidur.
Baek Hyun: Ada sesuatu yang kau pikirkan?
Pul Ip: Aku ragu apakah bergabung dengan kelas khusus adalah keputusan yang baik atau buruk.
Baek Hyun: (Bercanda) Kurasa itu keputusan yang buruk.
Ia merebut mp3 Pul Ip dan bercanda dengannya. Tiba-tiba Hyun Jung datang.
Hyun Jung: Apa yang kalian lakukan di sini?
Karena merasa tidak enak pada Hyun Jung, Pul Ip segera meninggalkan mereka.
Baek Hyun tidak bisa tidur dan teringat tentang permasalahan rumah. Ia keluar dari kelas ke halaman sekolah dan melihat Pul Ip duduk sendirian dekat tangga sambil mendengarkan musik.
Pul Ip: Aku tidak bisa tidur.
Baek Hyun: Ada sesuatu yang kau pikirkan?
Pul Ip: Aku ragu apakah bergabung dengan kelas khusus adalah keputusan yang baik atau buruk.
Baek Hyun: (Bercanda) Kurasa itu keputusan yang buruk.
Ia merebut mp3 Pul Ip dan bercanda dengannya. Tiba-tiba Hyun Jung datang.
Hyun Jung: Apa yang kalian lakukan di sini?
Karena merasa tidak enak pada Hyun Jung, Pul Ip segera meninggalkan mereka.
Seok Ho membangunkan murid-murid saat subuh (hari masih gelap) dan menyuruh mereka berlari mengelilingi lapangan. Setelah selesai, mereka berkumpul di kelas. Seok Ho menjelaskan tentang diagram pembagian waktu yang telah disusunnya agar proses belajar maksimal. Diagram itu menggambarkan bahwa waktu belajar mereka dalam satu hari adalah 14 jam. Saat makan bersama, terlihat bahwa sepertinya ada cinta segi empat diantara Baek Hyun, Pul Ip, Hyun Jung dan Chan Doo.
Saat pelajaran guru Cha, soal demi soal matematika diberikan, tak ada satu murid pun yang mendapat nilai baik. Guru Cha memukul dan memarahi mereka. Lama kelamaan mereka mulai kesal. Baek Hyun berteriak, “Memangnya kami kalkulator??”
Guru Cha: Benar, kalian adalah kalkulator. Kalian harus terus melakukan ini sampai kalian bisa secara otomatis melakukan perhitungan. Kalian seperti manusia kalkulator.
Baek Hyun kesal dan tidak sengaja mendorong meja hingga terjatuh.
Tiba-tiba ayah Chan Doo datang ditemani oleh polisi. Ia hendak menangkap Seok Ho atas tuduhan penipuan. Namun Chan Doo berteriak, “Baik, baik, aku pergi. Aku akan pergi ke Amerika!” dan membereskan barang-barangnya.
Seok Ho: Siapa yang menyuruh kau pergi? Sampai kalian berhasil diterima di Universitas Chun Ha, tidak boleh ada seorang pun yang meninggalkan kelas ini.
Guru Cha: Benar, kalian adalah kalkulator. Kalian harus terus melakukan ini sampai kalian bisa secara otomatis melakukan perhitungan. Kalian seperti manusia kalkulator.
Baek Hyun kesal dan tidak sengaja mendorong meja hingga terjatuh.
Tiba-tiba ayah Chan Doo datang ditemani oleh polisi. Ia hendak menangkap Seok Ho atas tuduhan penipuan. Namun Chan Doo berteriak, “Baik, baik, aku pergi. Aku akan pergi ke Amerika!” dan membereskan barang-barangnya.
Seok Ho: Siapa yang menyuruh kau pergi? Sampai kalian berhasil diterima di Universitas Chun Ha, tidak boleh ada seorang pun yang meninggalkan kelas ini.
Episode Sebelumnya
Seok Ho: Siapa yang menyuruh kau pergi? Sampai kalian berhasil diterima di Universitas Chun Ha, tidak boleh ada seorang pun yang meninggalkan kelas ini.
Episode 4
Seok Ho dan ayah Chan Doo berdiskusi untuk menyelesaikan masalah. Seok Ho menunjukkan pada ayah Chan Doo sebuah map. Ia berkata, nilai terbaik Chan Doo saat ujian adalah 52. Jika Chan Doo bisa mendapatkan nilai 80 atau diatas 80, maka ayah Chan Doo harus mengizinkan Chan Doo tetap tinggal di Korea. Mendengar percakapan mereka, Chan Doo masuk dan berkata bahwa ia tidak yakin bisa mendapat nilai 80. “Bagaimana bisa aku mendapat nilai 80?” katanya. Namun Seok Ho berkata padanya, “Apa kau ingin pergi ke Amerika seperti ini? Seperti hewan ternak yang akan dipotong? Kau tidak akan pernah bisa menggapai mimpimu atau berdiri dengan tegap. Apa kau ingin melarikan diri? Apa kau mau mengecewakan teman-temanmu yang peduli padamu dengan tidak bertanggung jawab seperti ini?”. Tidak bertanggung jawab maksudnya adalah kalau Chan Doo keluar, maka otomatis kelas khusus akan dibubarkan karena tidak ada lagi 5 orang murid. Chan Doo terdiam sejenak, lalu berkata pada ayahnya, “Ayah, aku akan mencobanya. Aku akan berusaha. Tolong lihat hasilnya 10 hari lagi saat ujian. Ayah… Izinkan aku…”. Ayah Chan Doo menyetujuinya, namun ia dan Seok Ho terlebih dahulu menandatangani kesepakatan bahwa apabila nilai Chan Do tidak bisa 80 atau lebih, maka ia harus bertanggung jawab atas konsekuensi hukum.
Para murid kelas khusus menjadi ikut tertekan. Mereka bertengkar. Baek Hyun mengeluh, dan Chan Doo mendengar keluhannya dari luar. Ia kemudian masuk dan meminta maaf karena ia-lah penyebab segala masalah ini. Mulanya ia berniat untuk pergi dengan sukarela, namun pada akhirnya ia memutuskan untuk mencoba dan berusaha keras. Pul Ip melirik Baek Hyun, marah. Chan Doo pergi dan duduk di atap. Pul Ip membawakan makanan dan hendak menghiburnya.
Pul Ip: Jangan terlalu dipikirkan. Walau bila tidak ada masalahmu itu, guru Seok Ho and guru Cha pasti tetap mengajari kita dengan keras. 10 hari ini, ayo kita berjuang keras.
Baek Hyun datang ke atap, tetapi ketika melihat Chan Doo dan Pul Ip, ia berbalik dan hanya melihat dari jauh.
Hari demi hari berlalu, Seok Ho dan guru Cha terus mengajari mereka. Nilai mereka cukup meningkat, namun tidak untuk Chan Doo. Nilainya masih sangat jelek dan tidak mencapai 80. Guru Cha mengajaknya ke lapangan basket di gym. Guru Cha menyuruhnya mengerjakan berlembar-lembar soal. Sampai Chan Doo mendapatkan nilai yang sempurna, ia tidak akan boleh berhenti. Berjam-jam telah berlalu, Chan Doo belum juga berhasil. Baek Hyun frustasi melihatnya dan keluar dari ruangan. Yang lain mengikutinya. Beberapa saat kemudian, Baek Hyun dan teman-temannya datang membawa kursi dan bangku, menemani Chan Doo mengerjakan soal-soal tersebut. Sedikit demi sedikit nilai Chan Doo mulai meningkat. 60, 70, 76, 80, 92, 96, 98.. dan akhirnya.. 100. Ia berhasil mendapatkan nilai sempurna. Chan Doo sangat senang sampai hampir menangis. Teman-temannya ikut senang. Sejak saat itu, Chan Doo sangat bersemangat belajar matematika. Ia belajar matematika di kelas, di wc, saat senggang di atap. Ia bangkan menggumamkan matematika dalam tidurnya. Wooow!!
Guru Cha bersemedi di puncak tebing dan menerbangkan kertas-kertasnya. Kertas-kertas tersebut kemudian bercahaya dan kembali padanya. (What the meaning of this? Aneh nian..) Ia kemudian kembali ke sekolah dengan membawa soal-soal itu.
Pul Ip: Jangan terlalu dipikirkan. Walau bila tidak ada masalahmu itu, guru Seok Ho and guru Cha pasti tetap mengajari kita dengan keras. 10 hari ini, ayo kita berjuang keras.
Baek Hyun datang ke atap, tetapi ketika melihat Chan Doo dan Pul Ip, ia berbalik dan hanya melihat dari jauh.
Hari demi hari berlalu, Seok Ho dan guru Cha terus mengajari mereka. Nilai mereka cukup meningkat, namun tidak untuk Chan Doo. Nilainya masih sangat jelek dan tidak mencapai 80. Guru Cha mengajaknya ke lapangan basket di gym. Guru Cha menyuruhnya mengerjakan berlembar-lembar soal. Sampai Chan Doo mendapatkan nilai yang sempurna, ia tidak akan boleh berhenti. Berjam-jam telah berlalu, Chan Doo belum juga berhasil. Baek Hyun frustasi melihatnya dan keluar dari ruangan. Yang lain mengikutinya. Beberapa saat kemudian, Baek Hyun dan teman-temannya datang membawa kursi dan bangku, menemani Chan Doo mengerjakan soal-soal tersebut. Sedikit demi sedikit nilai Chan Doo mulai meningkat. 60, 70, 76, 80, 92, 96, 98.. dan akhirnya.. 100. Ia berhasil mendapatkan nilai sempurna. Chan Doo sangat senang sampai hampir menangis. Teman-temannya ikut senang. Sejak saat itu, Chan Doo sangat bersemangat belajar matematika. Ia belajar matematika di kelas, di wc, saat senggang di atap. Ia bangkan menggumamkan matematika dalam tidurnya. Wooow!!
Guru Cha bersemedi di puncak tebing dan menerbangkan kertas-kertasnya. Kertas-kertas tersebut kemudian bercahaya dan kembali padanya. (What the meaning of this? Aneh nian..) Ia kemudian kembali ke sekolah dengan membawa soal-soal itu.
Malam terakhir sebelum ujian, Pul Ip keluar dari sekolah diam-diam dan menuju rumahnya. Baek Hyun mengikutinya dari belakang. Pul Ip mengambil sebuah tape tua di kamarnya. Ia kembali ke sekolah, namun pintu gerbang sekarang dikunci. Untuk masuk ke sekolah, Baek Hyun menyuruh Pu Ip naik ke punggungnya. Setelah mengalami sedikit kesulitan, akhirnya mereka bisa masuk ke sekolah.
Hari ujian.
Para murid kelas khusus terdiam, tegang. Ayah Chan Doo dan para guru datang, hendak melihat proses ujian. Soal ujian dibagikan. Di awal ujian, Chan Doo terlihat stress, tegang dan panik. Namun dipertengahan ujian ia teringat perkataan guru Cha, “Matematika didasarkan pada rumus dasar. Yang harus kalian lakukan adalah menebak rumus tersebut sehingga bisa menyelesaikan soal.”. Chan Doo mulai tenang dan mengerjakan soal dengan semangat.
Waktu ujian habis. Para murid dengan tegang melihat guru memeriksa ujian Chan Doo. Ternyata Chan Doo hanya mendapatkan nilai 79. Mereka semua kecewa, kecuali guru-guru Byung Moon sangat senang. Para murid protes dan berkata bahwa itu tidak adil. Namun Seok Ho tetap akan melaksanakan surat kesepakatan. Ketika orang tua Chan Doo berdiri dan hendak pergi, Pul Ip memanggilnya, “Tunggu sebentar.”. Ia meminta orang tua Chan Doo untuk menonton sebuah kaset video tua saat mereka masih TK. Saat itu mereka melakukan pertunjukan untuk orang tua mereka dan ayah Chan Doo membacakan sebuah surat untuk anaknya.
Ayah Chan Doo: Anakku Chan Doo. Mungkin karena kau dilahirkan sebagai anak bungsu, namun dibandingkan kakak-kakakmu, kami lebih memanjakanmu. Kami sangat cemas ketika kau sedang sakit saat bayi. Jadi, ketika kami mendengar kau sehat dan tertawa, kami merasa tidak menginginkan apapun lagi. Orang-orang bilang bahwa belajar adalah cara yang terbaik untuk menjadi anak yang baik. Tapi kami hanya berharap kau sehat. Kami menyayangimu, Chan Doo.
Ayah Chan Doo kelihatan tidak tersentuh. “Kalian sudah berusaha keras.” katanya, namun ia terus berjalan keluar sekolah. Chan Doo mengikutinya dengan berat hati. Para murid mengikuti mereka keluar. Baek Hyun berteriak marah.
Baek Hyun: Hoi, Hong Chan Doo!! Apa kau mau pergi? Apa kau tidak punya otak?! Baik, pergi sana! Pergi dan hidup yang baik di Amerika!
Ayah Chan Doo berhenti berjalan dan berkata sesuatu pada Chan Doo, lalu berjalan pergi lagi. Chan Doo terdiam dan berbalik menghadapi teman-temannya. Ayahnya mengizinkan Chan Doo tinggal dan tidak pergi ke Amerika. Para murid kelas khusus senang dan berpelukan.
Seok Ho mengadakan ujian untuk para guru. Ia memberikan selembar kertas kosong dan menginstruksikan mereka untuk menulis essay dengan tema sekolah. “Wah, tes yang gampang.” kata mereka. Lebih mudah daripada yang dibayangkan oleh mereka. Para guru menulis essay dengan percaya diri. Setelah menyelesaikan ujian itu, mereka bersorak-sorak senang. Namun Seok Ho menatap kertas itu dengan wajah serius dan berkata, “KALIAN SEMUA DIPECAT!!”. Disambut oleh seruan kaget para guru, “APAAAA????!!!”.
Hari ujian.
Para murid kelas khusus terdiam, tegang. Ayah Chan Doo dan para guru datang, hendak melihat proses ujian. Soal ujian dibagikan. Di awal ujian, Chan Doo terlihat stress, tegang dan panik. Namun dipertengahan ujian ia teringat perkataan guru Cha, “Matematika didasarkan pada rumus dasar. Yang harus kalian lakukan adalah menebak rumus tersebut sehingga bisa menyelesaikan soal.”. Chan Doo mulai tenang dan mengerjakan soal dengan semangat.
Waktu ujian habis. Para murid dengan tegang melihat guru memeriksa ujian Chan Doo. Ternyata Chan Doo hanya mendapatkan nilai 79. Mereka semua kecewa, kecuali guru-guru Byung Moon sangat senang. Para murid protes dan berkata bahwa itu tidak adil. Namun Seok Ho tetap akan melaksanakan surat kesepakatan. Ketika orang tua Chan Doo berdiri dan hendak pergi, Pul Ip memanggilnya, “Tunggu sebentar.”. Ia meminta orang tua Chan Doo untuk menonton sebuah kaset video tua saat mereka masih TK. Saat itu mereka melakukan pertunjukan untuk orang tua mereka dan ayah Chan Doo membacakan sebuah surat untuk anaknya.
Ayah Chan Doo: Anakku Chan Doo. Mungkin karena kau dilahirkan sebagai anak bungsu, namun dibandingkan kakak-kakakmu, kami lebih memanjakanmu. Kami sangat cemas ketika kau sedang sakit saat bayi. Jadi, ketika kami mendengar kau sehat dan tertawa, kami merasa tidak menginginkan apapun lagi. Orang-orang bilang bahwa belajar adalah cara yang terbaik untuk menjadi anak yang baik. Tapi kami hanya berharap kau sehat. Kami menyayangimu, Chan Doo.
Ayah Chan Doo kelihatan tidak tersentuh. “Kalian sudah berusaha keras.” katanya, namun ia terus berjalan keluar sekolah. Chan Doo mengikutinya dengan berat hati. Para murid mengikuti mereka keluar. Baek Hyun berteriak marah.
Baek Hyun: Hoi, Hong Chan Doo!! Apa kau mau pergi? Apa kau tidak punya otak?! Baik, pergi sana! Pergi dan hidup yang baik di Amerika!
Ayah Chan Doo berhenti berjalan dan berkata sesuatu pada Chan Doo, lalu berjalan pergi lagi. Chan Doo terdiam dan berbalik menghadapi teman-temannya. Ayahnya mengizinkan Chan Doo tinggal dan tidak pergi ke Amerika. Para murid kelas khusus senang dan berpelukan.
Seok Ho mengadakan ujian untuk para guru. Ia memberikan selembar kertas kosong dan menginstruksikan mereka untuk menulis essay dengan tema sekolah. “Wah, tes yang gampang.” kata mereka. Lebih mudah daripada yang dibayangkan oleh mereka. Para guru menulis essay dengan percaya diri. Setelah menyelesaikan ujian itu, mereka bersorak-sorak senang. Namun Seok Ho menatap kertas itu dengan wajah serius dan berkata, “KALIAN SEMUA DIPECAT!!”. Disambut oleh seruan kaget para guru, “APAAAA????!!!”.
Salah satu guru mendekati Seok Ho dengan marah, mengambil kertas ujian dan membukanya satu per satu. “Lihat! Lihat! Kau bahkan belum membaca semuanya dengan teliti! Bagaimana kau bisa bilang kami gagal??”
Seok Ho: Aku tahu hanya dengan membaca judul dan baris pertama. ‘Sekolah yang aneh’, ‘Bagaimana bisa guru hidup di sini’. Tidak ada satupun yang bagus! Mulai saat ini, Nyung Moon akan lahir lagi dengan sistem pemdidikan yang baru. Guru yang setuju dengan sistem yang baru, akan diberi kesempatan lagi untuk tetap mengajar di sini.
Guru-guru mengamuk dan berteriak bersama: Kami ingin Kang Seok Ho pergi! Pergi! Pergi! Pergi!
Seok Ho: Aku tahu hanya dengan membaca judul dan baris pertama. ‘Sekolah yang aneh’, ‘Bagaimana bisa guru hidup di sini’. Tidak ada satupun yang bagus! Mulai saat ini, Nyung Moon akan lahir lagi dengan sistem pemdidikan yang baru. Guru yang setuju dengan sistem yang baru, akan diberi kesempatan lagi untuk tetap mengajar di sini.
Guru-guru mengamuk dan berteriak bersama: Kami ingin Kang Seok Ho pergi! Pergi! Pergi! Pergi!
Seok Ho mendatangi seorang pris eksentrik dan meminta pria itu untuk mengajari bahasa Inggris untuk anak-anak kelas khusus. Mulanya ia tidak setuju. Tapi Seok Ho berkata, “Ini adalah permintaan guru Cha Ki Bong.”
Pria eksentrik: Apa kau bicara jujur? Dia benar-benar memintaku?
Seok Ho mengangguk. “Benar.”
Pria eksentrik: Baik, aku setuju.
Pria eksentrik: Apa kau bicara jujur? Dia benar-benar memintaku?
Seok Ho mengangguk. “Benar.”
Pria eksentrik: Baik, aku setuju.
Karena malam itu Seok Ho belum mendapatkan guru bahasa Inggris. Untuk sementara Soo Jung yang mengajari anak-anak kelas khusus. Namun Soo Jung tidak bisa “berkomunikasi” dengan anak-anak sehingga mereka merasa bosan. Soo Jung bukan seperti mengajari anak-anak, namun lebih seperti bicara pada dirinya sendiri. Agar Soo Jung menyadari cara mengajarnya, Seok Ho merekam Soo Jung saat ia mengajar dengan handycam namun beralasan bahwa Seok Ho-lah yang ingin melihat kondisi kelas.
Soo Jung mengajar bahasa Inggris. Hampir semua anak merasa mengantuk, kecuali Bong Goo yang masih berusaha mendengarkan.
Soo Jung: Baek Hyun, apa kau lelah?
Baek Hyun tersadar dari kantuk dan lamunannya: Huh? Apa? Oh, tidak -tidak.
Soo Jung: Bisa kau baca pertanyaan nomor 3?
Baek Hyun: Maaf, halaman berapa ya?
Soo Jung: Halaman 75.
Tiba-tiba Chan Doo terjatuh dari duduknya. Rupanya ia tertidur pulas. Pul Ip tertawa.
Soo Jung melihat Hyun Jung, yang menatap ke arah papan tulis tanpa bergeming, kelihatan mengantuk. Soo Jung melambaikan tangannya di depan Hyun Jung, namun Hyun Jung tetap tidak bergeming.
Baek Hyun: Ia tidur dengan mata terbuka.
Soo Jung menarik napas dalam-dalam.
Soo Jung mengajar bahasa Inggris. Hampir semua anak merasa mengantuk, kecuali Bong Goo yang masih berusaha mendengarkan.
Soo Jung: Baek Hyun, apa kau lelah?
Baek Hyun tersadar dari kantuk dan lamunannya: Huh? Apa? Oh, tidak -tidak.
Soo Jung: Bisa kau baca pertanyaan nomor 3?
Baek Hyun: Maaf, halaman berapa ya?
Soo Jung: Halaman 75.
Tiba-tiba Chan Doo terjatuh dari duduknya. Rupanya ia tertidur pulas. Pul Ip tertawa.
Soo Jung melihat Hyun Jung, yang menatap ke arah papan tulis tanpa bergeming, kelihatan mengantuk. Soo Jung melambaikan tangannya di depan Hyun Jung, namun Hyun Jung tetap tidak bergeming.
Baek Hyun: Ia tidur dengan mata terbuka.
Soo Jung menarik napas dalam-dalam.
Setelah belajar, Soo Jung mentraktrir anak-anak kelas khusus makan malam bersama di tempat Baek Hyun bekerja. Mereka mencoba terlihat ceria dan tidak berkomentar miring tentang cara mengajarnya.
Soo Jung: Anak-anak, jujur padaku. Kalian menyukai kelas bahasa Inggrisku, kan?
Hyun Jung: Iya,, tapi sedikit… (Baek Hyung menyenggolnya).
Bong Goo berkata polos: Aku menyukai bahasa Inggris.
Soo Jung: Kau tidur di kelasku?
Hyun Jung: Maaf…
Soo Jung: Jangan tidur lagi ya! Ayo makan!
Saat Soo Jung sudah pergi, mereka berbisik-bisik.
Chan Doo: Jika saja dia bukan guru bahasa Inggris kita..
Hyun Jung: Dia sangat baik hati. Tapi tetap saja di kelas membosankan.
Baek Hyun: Sabar saja.
Bong Goo: Ia imut (Yang lain langsung menoleh)
Soo Jung: Anak-anak, jujur padaku. Kalian menyukai kelas bahasa Inggrisku, kan?
Hyun Jung: Iya,, tapi sedikit… (Baek Hyung menyenggolnya).
Bong Goo berkata polos: Aku menyukai bahasa Inggris.
Soo Jung: Kau tidur di kelasku?
Hyun Jung: Maaf…
Soo Jung: Jangan tidur lagi ya! Ayo makan!
Saat Soo Jung sudah pergi, mereka berbisik-bisik.
Chan Doo: Jika saja dia bukan guru bahasa Inggris kita..
Hyun Jung: Dia sangat baik hati. Tapi tetap saja di kelas membosankan.
Baek Hyun: Sabar saja.
Bong Goo: Ia imut (Yang lain langsung menoleh)
Pagi hari saat berangkat sekolah, makin terlihat cinta segi empat antara Chan Doo, Hyun Jung, Pul Ip dan Baek Hyun.
Chan Doo menutup mata Pul Ip dari belakang. “Hong Chan Doo” kata Pu Ipl.
Hyun Jung: Kulihat kau selalu memegang-megang Pul Ip!
Pul Ip merangkul Chan Doo: Itu karena kami teman sejak TK. Lihat, tidak ada perasaan khusus.
Chan Doo tersenyum pahit.
“Kak Chan Doo!” tiba-tiba seorang gadis datang dan memeluk Chan Doo.
Chan Doo: Lee Yee Ji. Bagaimana liburanmu.
Yeen Ji: Bukan liburan, tapi latihan bahasa. Aku punya oleh-oleh untukmu (lalu menarik Chan Doo pergi)
Hyun Jung melihat Baek Hyun dan lari ke arahnya, “Suami!” ujarnya memanggil Baek Hyun. Ia kemudian menggandeng tangan Baek Hyun.
Pul Ip melihat dari jauh dan Baek Hyun melihat ke arah Pul Ip.
Chan Doo menutup mata Pul Ip dari belakang. “Hong Chan Doo” kata Pu Ipl.
Hyun Jung: Kulihat kau selalu memegang-megang Pul Ip!
Pul Ip merangkul Chan Doo: Itu karena kami teman sejak TK. Lihat, tidak ada perasaan khusus.
Chan Doo tersenyum pahit.
“Kak Chan Doo!” tiba-tiba seorang gadis datang dan memeluk Chan Doo.
Chan Doo: Lee Yee Ji. Bagaimana liburanmu.
Yeen Ji: Bukan liburan, tapi latihan bahasa. Aku punya oleh-oleh untukmu (lalu menarik Chan Doo pergi)
Hyun Jung melihat Baek Hyun dan lari ke arahnya, “Suami!” ujarnya memanggil Baek Hyun. Ia kemudian menggandeng tangan Baek Hyun.
Pul Ip melihat dari jauh dan Baek Hyun melihat ke arah Pul Ip.
Bukan hanya di pihak siswa, aura cinta juga muncul di Jang Ma Ri. Ketika Ma Ri berjalan dan kemudian tersandung, Seok Ho menangkapnya. Mungkin ini yang membuat Ma Ri terpesona. (Waduh…) “Dia tidak buruk.” kata Ma Ri.
Guru Cha marah melihat nilai-nilai anak-anak menurun. “Apa kalian malas lagi? Mulai saat ini aku akan mengajarkan metode belajar rahasia Cha Ki Bong.”
Anak-anak membaca soal yang dipegang guru Cha, “Jawaban dan soal pada saat yang sama?”
Guru Cha: Saat ujian, kalian harus mengerjakan 30 soal dalam waktu 100 menit. Berarti 3,3 menit untuk menjawab satu soal. Agar berhasil, kalian harus menyelesaikan sebanyak mungkin soal dalam waktu yang singkat. Letakkan lembar soal di atas lembar jawaban. Lihat soal dan tentukan cara penyelesaiannya. Saat menit pertama, lihat kunci jawaban. Jika kunci jawaban sesuai dengan cara penyelesaianmu, kau berhasil. Jika tidak, berusaha lagi menyelesaikan soal itu.”
Anak-anak membaca soal yang dipegang guru Cha, “Jawaban dan soal pada saat yang sama?”
Guru Cha: Saat ujian, kalian harus mengerjakan 30 soal dalam waktu 100 menit. Berarti 3,3 menit untuk menjawab satu soal. Agar berhasil, kalian harus menyelesaikan sebanyak mungkin soal dalam waktu yang singkat. Letakkan lembar soal di atas lembar jawaban. Lihat soal dan tentukan cara penyelesaiannya. Saat menit pertama, lihat kunci jawaban. Jika kunci jawaban sesuai dengan cara penyelesaianmu, kau berhasil. Jika tidak, berusaha lagi menyelesaikan soal itu.”
Akhirnya, guru Bahasa Inggris yang super eksentrik datang ke SMU Byung Moon. Soo Jung kelihatan sangat shock mendengar hal itu. Guru bahasa Inggris itu bernama Anthony Yang. Hubungan Anthony Yang dengan Guru Cha Ki Bong sepertinya agak kurang baik. Guru Cha menatap sinis ke arah Anthony. Rupanya Seok Ho berbohong dengan mengatakan guru Cha yang meminta Anthony mengajar.
Anthony mengajar di kelas khusus.
Baek Hyun: Apa tidak apa-apa dengan guru Han Soo Jung?
Seok Ho berbohong: Aku sudah memberi tahu dia.
Pul Ip: Guru Han Soo Jung tidak bicara apa-apa.
Ia menyuruh anak-anak berdiri dan mendorong meja dan kursi ke belakang. Anthony mengeluarkan sebuah tape dari tasnya. Ia menyalakan tape-nya dan terdengar suara lagu dalam bahasa Inggris. Sambil berolah raga, mereka bernyanyi lagu bahasa Inggris. Anak-anak bingung.
Baek Hyun: Apa tidak apa-apa dengan guru Han Soo Jung?
Seok Ho berbohong: Aku sudah memberi tahu dia.
Pul Ip: Guru Han Soo Jung tidak bicara apa-apa.
Ia menyuruh anak-anak berdiri dan mendorong meja dan kursi ke belakang. Anthony mengeluarkan sebuah tape dari tasnya. Ia menyalakan tape-nya dan terdengar suara lagu dalam bahasa Inggris. Sambil berolah raga, mereka bernyanyi lagu bahasa Inggris. Anak-anak bingung.
Soo Jung termenung sendirian di Gym. Seok Ho mendatanginya. “Aku berterima kasih dengan apa yang telah kau lakukan untuk anak-anak. Tapi aku adalah guru bahasa Inggris, kenapa kau memanggil orang lain?”
Seok Ho: Aku menerimamu menjadi guru asisten, bukan untuk mengajar bahasa Inggris.
Soo Jung: Kau tidak pernah memberi tahu aku.
Seok Ho: Aku juga tidak pernah memintamu.
Seok Ho kemudian menunjukkan rekaman cara mengajarnya di handycam. Soo Jung melihat anak-anak tidur saat ia mengajar. Mereka tidak memperhatikan Soo Jung. Soo Jung shock namun belum bisa menerima itu dan berjalan meninggalkannya dengan marah sekaligus sedih. Ia menangis dan masuk ke toilet.
Seok Ho: Aku menerimamu menjadi guru asisten, bukan untuk mengajar bahasa Inggris.
Soo Jung: Kau tidak pernah memberi tahu aku.
Seok Ho: Aku juga tidak pernah memintamu.
Seok Ho kemudian menunjukkan rekaman cara mengajarnya di handycam. Soo Jung melihat anak-anak tidur saat ia mengajar. Mereka tidak memperhatikan Soo Jung. Soo Jung shock namun belum bisa menerima itu dan berjalan meninggalkannya dengan marah sekaligus sedih. Ia menangis dan masuk ke toilet.
Soo Jung mengintip ke kelas khusus dan terkejut melihat anak-anak sedang berolah raga (menari tepatnya) sambil menyanyi.
Soo Jung: Itu konyol. Bagaimana bisa mereka belajar dengan cara seperti itu?
Seok Ho: Tonton dan lihat saja. Mereka bersenang-senang. Apa yang mereka lakukan saat kau yang mengajar?
Soo Jung: Mungkin saja itu efektif, tapi tingkah laku seperti itu tidak cocok untuk pendidikan.
Seok Ho: Lalu, apa cara mengajarmu cocok untuk pendidikan?
Soo Jung: Tentu.
Seok Ho: Tidak. Tidak cocok jika anak-anak menolaknya.
Baek Hyun tiba-tiba keluar dari kelas. “Cukup!” katanya. “Goro Han Soo Jung tidak setuju, kan? Kenapa kau berbohong?”
Soo Jung: Ini tidak seperti yang kau kira. Masuk ke kelas.
Baek Hyun: Ia meremehkanmu! Kenapa kau mengeluarkan guru yang sudah melakukan yang terbaik?
Seok Ho: Dia melakukan yang terbaik hingga kalian tertidur saat ia mengajar? Kau belajar darinya sehingga nilaimu baik? Jangan bodohi dirimu sendiri.
Baek Hyun terdiam sejenak: Kau tidak ingin belajar jika harus kehilangan Guru Han Soo Jung.
Baek Hyun berjalan pergi dan berteriak pada teman-temannya, “Apa kalian akan tetap disini?!”
Soo Jung: Itu konyol. Bagaimana bisa mereka belajar dengan cara seperti itu?
Seok Ho: Tonton dan lihat saja. Mereka bersenang-senang. Apa yang mereka lakukan saat kau yang mengajar?
Soo Jung: Mungkin saja itu efektif, tapi tingkah laku seperti itu tidak cocok untuk pendidikan.
Seok Ho: Lalu, apa cara mengajarmu cocok untuk pendidikan?
Soo Jung: Tentu.
Seok Ho: Tidak. Tidak cocok jika anak-anak menolaknya.
Baek Hyun tiba-tiba keluar dari kelas. “Cukup!” katanya. “Goro Han Soo Jung tidak setuju, kan? Kenapa kau berbohong?”
Soo Jung: Ini tidak seperti yang kau kira. Masuk ke kelas.
Baek Hyun: Ia meremehkanmu! Kenapa kau mengeluarkan guru yang sudah melakukan yang terbaik?
Seok Ho: Dia melakukan yang terbaik hingga kalian tertidur saat ia mengajar? Kau belajar darinya sehingga nilaimu baik? Jangan bodohi dirimu sendiri.
Baek Hyun terdiam sejenak: Kau tidak ingin belajar jika harus kehilangan Guru Han Soo Jung.
Baek Hyun berjalan pergi dan berteriak pada teman-temannya, “Apa kalian akan tetap disini?!”
Soo Jung menyusul anak-anak di Gym. “Kalian menolak masuk kelas? Guru Anthony tidak tahu apa-apa. Aku kecewa pada kalian. Bangun. SEKARANG!”
Soo Jung dan anak-anak kembali ke kelas. Ia mengusulkan sebuah perlombaan dengan Seok Ho.
Soo Jung: Jika aku menang, aku akan mengajar kelas khusus. Jika tidak, aku akan pergi dari kelas khusus.
Seok Ho dan Anthony setuju.
Anthony: Aku akan mengajari anak-anak kelas khusus. Kau mengajar anak-anak dari kelas yang lain.
Seok Ho mengumumkan tata tertib perlombaan: Perlombaan akan diadakan 3 hari lagi. Ujian tertulis. Total nilai adalah 100. Jika ada yang salah, maka dikurangi 1 nilai. Dua dari kalian akan dipilih dengan adil. Kalian akan tahu besok.
Soo Jung dan anak-anak kembali ke kelas. Ia mengusulkan sebuah perlombaan dengan Seok Ho.
Soo Jung: Jika aku menang, aku akan mengajar kelas khusus. Jika tidak, aku akan pergi dari kelas khusus.
Seok Ho dan Anthony setuju.
Anthony: Aku akan mengajari anak-anak kelas khusus. Kau mengajar anak-anak dari kelas yang lain.
Seok Ho mengumumkan tata tertib perlombaan: Perlombaan akan diadakan 3 hari lagi. Ujian tertulis. Total nilai adalah 100. Jika ada yang salah, maka dikurangi 1 nilai. Dua dari kalian akan dipilih dengan adil. Kalian akan tahu besok.
Guru-guru membuat petisi untuk mengeluarkan Kang Seok Ho dan meminta tanda tangan para guru untuk dukungan.
Hyun Jung mengajak Baek Hyun jalan-jalan di mall. Namun Baek Hyun diam-diam kabur dan bersembunyi. Ia melihat Pul Ip sedang melihat-lihat bando, lalu mendekatinya. Pul Ip ingin membeli sebuah bando namun harganya terlalu mahal.
Hyun Jung melihat Baek Hyun dan Pul Ip dari jauh. “Baek Hyun… tertawa.” Ia mencoba menelepon Baek Hyun, namun tidak diangkat.
Hyun Jung melihat Baek Hyun dan Pul Ip dari jauh. “Baek Hyun… tertawa.” Ia mencoba menelepon Baek Hyun, namun tidak diangkat.
Guru Cha ingin Anthony pergi dari sekolah. Jika tidak, ia yang akan pergi.
Cahn Doo memberikan Pul Ip sebuah jepit rambut dan memasangkannya di rambut Pul Ip. Lee Yee Ji melihat mereka dan merasa cemburu. Ia mengancam Pu Ip.
Yee Ji: Kakak, apa kau dan kak Chan Doo berpacaran?
Pul Ip: Tidak.
Yee Ji: Lalu kenapa kau bersikap seperti itu padanya? Kami pernah berpacaran, tapi karena kak Chan Doo sudah kelas tiga, kami break dulu satu tahun.
Pul Ip: Lalu?
Yee Ji: Jangan merayunya.
Pul Ip: Apa pantas kau berkata seperti itu pada senior?
Yee Ji: Kau pantas mendapatkannya.
Pul Ip kembali ke kelas.
Hyun Jung: Aku membelikan buku ini untukmu, Suamiku. Aku akan menaruhnya di tasmu.
Baek Hyun: Jangan!
Tapi Hyun Jung sudah membuka tas Baek Hyun dan melihat sebuah bando. Pul Ip menoleh. Bando itu adalah bando yang diinginkannya waktu di mall.
Hyun Jung: Apa ini untukku?
Baek Hyun: I.. iya…
Yee Ji: Kakak, apa kau dan kak Chan Doo berpacaran?
Pul Ip: Tidak.
Yee Ji: Lalu kenapa kau bersikap seperti itu padanya? Kami pernah berpacaran, tapi karena kak Chan Doo sudah kelas tiga, kami break dulu satu tahun.
Pul Ip: Lalu?
Yee Ji: Jangan merayunya.
Pul Ip: Apa pantas kau berkata seperti itu pada senior?
Yee Ji: Kau pantas mendapatkannya.
Pul Ip kembali ke kelas.
Hyun Jung: Aku membelikan buku ini untukmu, Suamiku. Aku akan menaruhnya di tasmu.
Baek Hyun: Jangan!
Tapi Hyun Jung sudah membuka tas Baek Hyun dan melihat sebuah bando. Pul Ip menoleh. Bando itu adalah bando yang diinginkannya waktu di mall.
Hyun Jung: Apa ini untukku?
Baek Hyun: I.. iya…
Soo Jung sibuk mencari anak-anak pintar bahasa Inggris yang bisa diikutkan berlomba. Ma Ri membantunya.
Chan Doo: Guru Soo Jung akan mengajar anak kelas junior?
Seok Ho: Benar. Aku akan memilih dua orang dari kelas ini. Kalian harus mengambil satu kertas (yang didalam kertas itu tertulis check (lingkaran) maka ia akan ikut perlombaan bahasa Inggris).
Bong Goo lolos, Hyun Jung lolos, Baek Hyun dapat, Chan Doo lolos, terakhir Pul Ip dapat.
Baek Hyun: Aku tidak mau.
Anthony: Baek Hyun, Pul Ip, aku ingin bicara dengan kalian.
Seok Ho: Benar. Aku akan memilih dua orang dari kelas ini. Kalian harus mengambil satu kertas (yang didalam kertas itu tertulis check (lingkaran) maka ia akan ikut perlombaan bahasa Inggris).
Bong Goo lolos, Hyun Jung lolos, Baek Hyun dapat, Chan Doo lolos, terakhir Pul Ip dapat.
Baek Hyun: Aku tidak mau.
Anthony: Baek Hyun, Pul Ip, aku ingin bicara dengan kalian.
Anthony menyanyikan lagu Love of My Life.
Anthony: Aku sangat terkesan. Cinta kalian pada guru Han Soo Jung. Begitu indah… Mengajari anak dengan hati yang murni, sudah lama aku tidak merasakannya. Aku ingin menghabiskan waktu beberapa hari lagi dengan kalian. Aku akan mengatakan rahasia yang akan mengejutkan kalian. (ga dikasih tahu)
Baek Hyun: Kau benar-benar akan pergi kalau kami menang?
Anthony: Tentu saja. Akuu hanya ingin menghabiskan sedikit waktu lagi bersama kalian. Aku ingin berbagi metode spesialku yang dinamakan Bagaimana Belajar Bahasa Inggris. Apa kalian akan melakukannya? Jika tidak ada aku, pasti pengacara Kang akan memanggil orang lain.
Pul Ip: Aku setuju.
Baek Hyun ragu sejenak, kemudian berkata: Tepati janjimu, ya!
Anthony: Aku sangat terkesan. Cinta kalian pada guru Han Soo Jung. Begitu indah… Mengajari anak dengan hati yang murni, sudah lama aku tidak merasakannya. Aku ingin menghabiskan waktu beberapa hari lagi dengan kalian. Aku akan mengatakan rahasia yang akan mengejutkan kalian. (ga dikasih tahu)
Baek Hyun: Kau benar-benar akan pergi kalau kami menang?
Anthony: Tentu saja. Akuu hanya ingin menghabiskan sedikit waktu lagi bersama kalian. Aku ingin berbagi metode spesialku yang dinamakan Bagaimana Belajar Bahasa Inggris. Apa kalian akan melakukannya? Jika tidak ada aku, pasti pengacara Kang akan memanggil orang lain.
Pul Ip: Aku setuju.
Baek Hyun ragu sejenak, kemudian berkata: Tepati janjimu, ya!
Seok Ho meminta para guru berkumpul di ruang musik untuk membicarakan perubahan sistem pendidikan. Sebelum Seok Ho memulai, para guru berseru, “Kami bersatu untuk mengeluarkan Kang Seok Ho! Kami ingin meminta kau meninggalkan sekolah kami!”
Seok Ho: Apa kalian yakin aku akan menyetujui ini?
Guru: Tentu saja tidak. Karena itulah kami menyiapkan ini.
Salah seorang guru membuka notebook. “Ini adalah list tindakan yang kau lakukan di sini. Pengacara Kang berani merendahkan para guru Byung Moon, menjamin murid-murid masuk ke universitas Chun Ha. Kami akan mengirimkan ini ke Depertemen Pendidikan.”
Seok Ho diam agak lama, kemudian berkata: Lakukan apa yang kalian suka.
Salah seorang guru hendak menekan ‘enter’ untuk mengirimkan list itu.
Seok Ho: Apa kalian yakin aku akan menyetujui ini?
Guru: Tentu saja tidak. Karena itulah kami menyiapkan ini.
Salah seorang guru membuka notebook. “Ini adalah list tindakan yang kau lakukan di sini. Pengacara Kang berani merendahkan para guru Byung Moon, menjamin murid-murid masuk ke universitas Chun Ha. Kami akan mengirimkan ini ke Depertemen Pendidikan.”
Seok Ho diam agak lama, kemudian berkata: Lakukan apa yang kalian suka.
Salah seorang guru hendak menekan ‘enter’ untuk mengirimkan list itu.
Salah satu guru sudah bersiap menekan tombol ‘entar’, namun tiba-tiba Jang Ma Ri dan salah satu guru lain datang. “Jangan! Jangan lakukan!” teriak guru itu. Ia memberikan isyarat pada Guru Park Kwi Nam (guru yang botak), tapi Kwi Nam tidak mengerti.
“Mungkin kalian sudah tahu.” kata Seok Ho. “Grup Wang Bong secara rahasia menginvestigasi sekolah ini untuk mengambil alih.”
Semua guru terkejut. “Apa?!”
“Disini ada dokumen tentang Grup Wang Bong.” Seok Ho menunjukkan sebuah flashdisk. Seok Ho menayangkan isi flashdisk itu. “Mereka menginvestigasi berdasarkan standar akademik dan rasio kelulusan siswa. Jika kalian mengekspos masalah intern sekolah, menurut kalian apa yang akan dilakukan Grup Wang Bong? Mereka akan menjadikan Byung Moon sekolah private.”
Para guru menyerah.
Murid-murid kelas khusus diberikan selembar kertas kosong. Guru Cha menyuruh mereka membuat soal sendiri, kemudian ditukar dengan murid yang lain untuk menyelesaikan soal itu.
Mereka pusing memikirkan apa pertanyaan yang akan mereka buat, namun pada akhirnya mereka berpikir dan mencoba.
Setelah selesai, masing-masing saling menukar soal dan mencoba mengerjakan soal tersebut.
Guru Cha mengatakan soal Pul Ip-lah yang paling baik karena ia memikirkan apakah temannya bisa mengerjakan soal itu atau tidak.
“Mungkin kalian sudah tahu.” kata Seok Ho. “Grup Wang Bong secara rahasia menginvestigasi sekolah ini untuk mengambil alih.”
Semua guru terkejut. “Apa?!”
“Disini ada dokumen tentang Grup Wang Bong.” Seok Ho menunjukkan sebuah flashdisk. Seok Ho menayangkan isi flashdisk itu. “Mereka menginvestigasi berdasarkan standar akademik dan rasio kelulusan siswa. Jika kalian mengekspos masalah intern sekolah, menurut kalian apa yang akan dilakukan Grup Wang Bong? Mereka akan menjadikan Byung Moon sekolah private.”
Para guru menyerah.
Murid-murid kelas khusus diberikan selembar kertas kosong. Guru Cha menyuruh mereka membuat soal sendiri, kemudian ditukar dengan murid yang lain untuk menyelesaikan soal itu.
Mereka pusing memikirkan apa pertanyaan yang akan mereka buat, namun pada akhirnya mereka berpikir dan mencoba.
Setelah selesai, masing-masing saling menukar soal dan mencoba mengerjakan soal tersebut.
Guru Cha mengatakan soal Pul Ip-lah yang paling baik karena ia memikirkan apakah temannya bisa mengerjakan soal itu atau tidak.
Setelah pelajaran guru Cha, kini giliran Anthony. Guru Cha terlihat sangat kesal dan marah ketika melihat Anthony.
Anthony memberi anak-anak kostum untuk dance (terlalu lebay, menurutku). Jelas Baek Hyun kesal dan memasukkan kembali kostum itu.
Anthony memberi anak-anak kostum untuk dance (terlalu lebay, menurutku). Jelas Baek Hyun kesal dan memasukkan kembali kostum itu.
Soo Jung bekerja keras sampai larut malam untuk mempersiapkan pertandingan bahasa Inggrisnya dengan Anthony.
Pul Ip pulang ke rumah dan marah-marah melihat ibunya sedang bersama pria yang jauh lebih muda. “Paman, kenapa kau di sini terus setiap malam? Apa kau ingin mengeruk uang dari ibuku? Ibuku tidak punya uang!”
Ibu Pul Ip balik memarahi. “Apa kau merasa hebat hanya karena ada di kelas khusus? Bagaimana bisa kau bersikap tidak sopan pada Paman dan ibu? Kau harus tahu kemampuanmu! Orang seperti kau hanya bermimpi bisa masuk ke universitas itu!”
“Ya!” seru Pul Ip. “Aku tahu itu! Dengan ibu dan rumah yang seperti ini… Aku sudah tahu, tanpa ibu memberitahu aku.”
Pul Ip berjalan keluar dan menangis. Saat itu Baek Hyun melihatnya dan mengajaknya naik motor bersama sambil mengantarkan pesanan. Setelah itu, mereka duduk di taman.
“Sepertinya, jika aku hidup dengan ibuku, aku tidak akan pernah bisa bahagia.” kata Pul Ip bercerita pada Baek Hyun. “Jika aku kesal pada kelakuan ibuku, aku mencoba menerimanya. Tapi sekarang aku punya harapan. Jika aku bisa masuk ke universitas, aku bisa meninggalkan rumah itu.”
“Universitas Chun Ha?” tanya Baek hyun. “Aku tidak yakin tentang itu.”
“Aku akan belajar keras.” kata Pul Ip. “Aku akan bisa mandiri dan hidup sendiri jika aku menjadi seorang sarjana.”
“Itu artinya, kau berharap pada Kang Seok Ho.” kata Baek Hyun tanpa ekspresi.
“Kelihatannya kau tidak suka padanya.” Pul Ip memandang Baek Hyun.
“Bukan, tapi aku merasa kau dan yang lainnya dimanfaatkan oleh Kang Seok Ho.”
“Itu tidak benar.” kata Pul Ip. “Akulah yang ingin belajar keras.”
“Apa kau bisa masuk ke universitas hanya karena belajar keras?” tanya Baek Hyun (ga tau kenapa aku sebel banget ma Baek hyun ini. Sabar, sabar…). “Jikapun begitu, apa kau akan bahagia karenanya?”
“Bukankah bagus kalau kita punya tujuan?” Pul Ip berkata agak keras. “Karena itu aku akan belajar dengan keras!”
“Kau pasti bercanda.” Baek Hyun berkata lagi, keras kepala (bisa-bisanya dia buat temennya down, bukannya menyemangati temannya yang berusaha!). “Sepertinya otakmu sudah dicuci oleh seseorang yang egois dan kau berilusi seakan-akan ada kesempatan. Aku tidak suka itu.”
Pul Ip tertawa mendengar kata-katanya. “Hwang Baek Hyun, apa kau tidak merasa bersalah bilang begitu?” Pul Ip berjalan pergi. “Aku bicara jujur padamu, tapi kenapa kau bersikap seperti ini? Kau selalu seperti itu, membuat orang lain merasa sulit.”
Pul Ip pulang ke rumah dan marah-marah melihat ibunya sedang bersama pria yang jauh lebih muda. “Paman, kenapa kau di sini terus setiap malam? Apa kau ingin mengeruk uang dari ibuku? Ibuku tidak punya uang!”
Ibu Pul Ip balik memarahi. “Apa kau merasa hebat hanya karena ada di kelas khusus? Bagaimana bisa kau bersikap tidak sopan pada Paman dan ibu? Kau harus tahu kemampuanmu! Orang seperti kau hanya bermimpi bisa masuk ke universitas itu!”
“Ya!” seru Pul Ip. “Aku tahu itu! Dengan ibu dan rumah yang seperti ini… Aku sudah tahu, tanpa ibu memberitahu aku.”
Pul Ip berjalan keluar dan menangis. Saat itu Baek Hyun melihatnya dan mengajaknya naik motor bersama sambil mengantarkan pesanan. Setelah itu, mereka duduk di taman.
“Sepertinya, jika aku hidup dengan ibuku, aku tidak akan pernah bisa bahagia.” kata Pul Ip bercerita pada Baek Hyun. “Jika aku kesal pada kelakuan ibuku, aku mencoba menerimanya. Tapi sekarang aku punya harapan. Jika aku bisa masuk ke universitas, aku bisa meninggalkan rumah itu.”
“Universitas Chun Ha?” tanya Baek hyun. “Aku tidak yakin tentang itu.”
“Aku akan belajar keras.” kata Pul Ip. “Aku akan bisa mandiri dan hidup sendiri jika aku menjadi seorang sarjana.”
“Itu artinya, kau berharap pada Kang Seok Ho.” kata Baek Hyun tanpa ekspresi.
“Kelihatannya kau tidak suka padanya.” Pul Ip memandang Baek Hyun.
“Bukan, tapi aku merasa kau dan yang lainnya dimanfaatkan oleh Kang Seok Ho.”
“Itu tidak benar.” kata Pul Ip. “Akulah yang ingin belajar keras.”
“Apa kau bisa masuk ke universitas hanya karena belajar keras?” tanya Baek Hyun (ga tau kenapa aku sebel banget ma Baek hyun ini. Sabar, sabar…). “Jikapun begitu, apa kau akan bahagia karenanya?”
“Bukankah bagus kalau kita punya tujuan?” Pul Ip berkata agak keras. “Karena itu aku akan belajar dengan keras!”
“Kau pasti bercanda.” Baek Hyun berkata lagi, keras kepala (bisa-bisanya dia buat temennya down, bukannya menyemangati temannya yang berusaha!). “Sepertinya otakmu sudah dicuci oleh seseorang yang egois dan kau berilusi seakan-akan ada kesempatan. Aku tidak suka itu.”
Pul Ip tertawa mendengar kata-katanya. “Hwang Baek Hyun, apa kau tidak merasa bersalah bilang begitu?” Pul Ip berjalan pergi. “Aku bicara jujur padamu, tapi kenapa kau bersikap seperti ini? Kau selalu seperti itu, membuat orang lain merasa sulit.”
Guru Soo Jung dan Anthony mulai mempersiapkan perlombaan.
Anthony menggunakan metode uniknya untuk mengajar anak-anak kelas khusus, dengan dance. Semua murid kelas khusus menggunakan kostum yang diberikan Anthony, kecuali Baek Hyun, tentu saja.
“Kita tidak mungkin bisa menang hanya dengan belajar 4 hari.” kata Baek Hyun.
“Jangan khawatir. Kita punya senjata rahasia.” ujar Anthony. Ia menunjukkan sesuatu di tangannya, “USB.” Ia menayangkan isi USB itu, yang ternyata berisi susunan kata dalam baha Inggris. “Aku sangat yakin pada ‘100 Susunan Kata Bahasa Inggris’ ini! Kalian harus menghafalkan semua kata ini dalam waktu 4 hari. Selama kalian bisa menghafalkan susunan kata dasar ini, kalian akan bisa mengerjakan semua soal essay yang diberikan. Selain itu, kalian juga akan meningkatkan kemampuan pemahaman, mendengar dan membaca.”
“Benarkah?” tanya Hyun Jung ragu.
“Benar!” jawa Anthony. “Dalam lagu tadi, kita juga sudah mengatakan beberapa susunan kata dasar. Kalian tidak sadar? Baiklah, ayo kita mulai.”
Pul Ip mengangkat tangannnya. “Maaf, tolong cetak itu untuk kami.”
“Aku akan mencetaknya.” Chan Doo menawarkan.
“Tidak, tidak.” kata Anthony keberatan. “Kalian harus menghafalkan semuanya sekarang.”
“Bagaimana caranya?” tanya Bong Goo.
“Karena aku yang menulis ini sendiri, maka aku tidak mau ini tersebar keluar dengan bebas.” kata Anthony. “Gunakan otak kalian dan simpan semua ini saat ini juga. Dan kau juga tidak boleh memberi tahu teman kalian. Ingat itu. Baik! Ayo kita mulai!”
Anthony menggunakan metode uniknya untuk mengajar anak-anak kelas khusus, dengan dance. Semua murid kelas khusus menggunakan kostum yang diberikan Anthony, kecuali Baek Hyun, tentu saja.
“Kita tidak mungkin bisa menang hanya dengan belajar 4 hari.” kata Baek Hyun.
“Jangan khawatir. Kita punya senjata rahasia.” ujar Anthony. Ia menunjukkan sesuatu di tangannya, “USB.” Ia menayangkan isi USB itu, yang ternyata berisi susunan kata dalam baha Inggris. “Aku sangat yakin pada ‘100 Susunan Kata Bahasa Inggris’ ini! Kalian harus menghafalkan semua kata ini dalam waktu 4 hari. Selama kalian bisa menghafalkan susunan kata dasar ini, kalian akan bisa mengerjakan semua soal essay yang diberikan. Selain itu, kalian juga akan meningkatkan kemampuan pemahaman, mendengar dan membaca.”
“Benarkah?” tanya Hyun Jung ragu.
“Benar!” jawa Anthony. “Dalam lagu tadi, kita juga sudah mengatakan beberapa susunan kata dasar. Kalian tidak sadar? Baiklah, ayo kita mulai.”
Pul Ip mengangkat tangannnya. “Maaf, tolong cetak itu untuk kami.”
“Aku akan mencetaknya.” Chan Doo menawarkan.
“Tidak, tidak.” kata Anthony keberatan. “Kalian harus menghafalkan semuanya sekarang.”
“Bagaimana caranya?” tanya Bong Goo.
“Karena aku yang menulis ini sendiri, maka aku tidak mau ini tersebar keluar dengan bebas.” kata Anthony. “Gunakan otak kalian dan simpan semua ini saat ini juga. Dan kau juga tidak boleh memberi tahu teman kalian. Ingat itu. Baik! Ayo kita mulai!”
Guru Soo Jung menggunakan murid yang memang sudah terkenal pandai bahasa Inggris. Satu laki-laki dan satu perempuan. Yang laki-laki bernama Sang Hoon dan yang perempuan adalah teman Chan Doo, Lee Yee Ji.
Guru Soo Jung menjelaskan di papan tulis, namun Sang Hoon tidak mendengarkan, malah mengerjakan soal matematika. “Ini adalah PR dari sekolah.” kata Sang Hoon. “Aku duah tahu semua yang kau tulis di sana. Saat SMP, aku adalah murid pertukaran pelajar, jadi Bahasa Inggrisku sangat bagus. Kau tidak perlu khawatir. Ajari saja Yee Ji.”
Guru Soo Jung menjelaskan di papan tulis, namun Sang Hoon tidak mendengarkan, malah mengerjakan soal matematika. “Ini adalah PR dari sekolah.” kata Sang Hoon. “Aku duah tahu semua yang kau tulis di sana. Saat SMP, aku adalah murid pertukaran pelajar, jadi Bahasa Inggrisku sangat bagus. Kau tidak perlu khawatir. Ajari saja Yee Ji.”
Pu Ip menghafalkan susunan kata bahasa Inggris di taman. Yee Ji mendatanginya dan mengatakan pada Pul Ip, “Kau tidak akan menang. Percuma saja.”
“Kenpa kau begitu yakin aku akan kalah?” tanya Pul Ip kesal.
“Bukankah kau bodoh, Kak?” ujar Yee Ji merendahkan. “Bagaimana caramu menang?”
Tiba-tiba Chan Doo datang dan menyapa Pul Ip. Belum sempat Chan Doo mendatangi Pul Ip, Yee Ji sudah menariknya pergi. Pul Ip kesal setangah mati pada Yee Ji.
Baek Hyun melihat Pul Ip dari jauh. Begitu Pul Ip menyadari keberadaan Baek Hyun, ia membuang muka dan pergi.
“Kenpa kau begitu yakin aku akan kalah?” tanya Pul Ip kesal.
“Bukankah kau bodoh, Kak?” ujar Yee Ji merendahkan. “Bagaimana caramu menang?”
Tiba-tiba Chan Doo datang dan menyapa Pul Ip. Belum sempat Chan Doo mendatangi Pul Ip, Yee Ji sudah menariknya pergi. Pul Ip kesal setangah mati pada Yee Ji.
Baek Hyun melihat Pul Ip dari jauh. Begitu Pul Ip menyadari keberadaan Baek Hyun, ia membuang muka dan pergi.
Seok Ho melakukan penyuluhan untuk para guru. Intinya, pera guru tidak mengajar murid-murid dengan benar dan tidak memperhatikan kebutuhan para murid. Dalam pendidikan, semua pihak sekolah, termasuk murid dan guru harus bisa bekerja sama.
Hampir semua guru memandang Seok Ho dengan pandangan melecehkan, kecuali Ma Ri yang sepertinya terpesona pada Seok Ho.
Anthony mengajari anak-anak lagi. “Jika kalian menemukan bacaan dengan kata-kata yang tidak kalian mengerti, jangan langsung menyerah. Lingkari kata-kata yang tidak kalian tahu, dan gunakan sedikit kreatifitas kalian.”
“Bagimana kami bisa menjawab?” tanya Baek Hyun, menantang. “Kami tidak tahu apapun.”
“Benar! Kau benar!”ujar Anthony. “Karena itulah aku ingin kalian menghafal ini.” Anthony menyalakan OHP. “100 Susunan Kata Dasar… dan masalah kalian akan terselesaikan. Kemudian, gunakan imajinasi kalian.”
Chan Doo punya masalah di rumah. Kedua orang tuanya mengatakan pada semua orang bahwa han Doo sudah ada di Boston bersama kakak-kakaknya. Ayahnya melarang Chan Doo mengangkat telepon dan pergi keluar seenaknya.
Chan Doo merasa down. ia hendak menelepon Pul Ip, namun ponsel Pul Ip sedang tidak aktif. Karena itu ia hanya bisa melihat foto Pul Ip di ponselnya. Dengan begitu ia merasa lebih baik.
Hampir semua guru memandang Seok Ho dengan pandangan melecehkan, kecuali Ma Ri yang sepertinya terpesona pada Seok Ho.
Anthony mengajari anak-anak lagi. “Jika kalian menemukan bacaan dengan kata-kata yang tidak kalian mengerti, jangan langsung menyerah. Lingkari kata-kata yang tidak kalian tahu, dan gunakan sedikit kreatifitas kalian.”
“Bagimana kami bisa menjawab?” tanya Baek Hyun, menantang. “Kami tidak tahu apapun.”
“Benar! Kau benar!”ujar Anthony. “Karena itulah aku ingin kalian menghafal ini.” Anthony menyalakan OHP. “100 Susunan Kata Dasar… dan masalah kalian akan terselesaikan. Kemudian, gunakan imajinasi kalian.”
Chan Doo punya masalah di rumah. Kedua orang tuanya mengatakan pada semua orang bahwa han Doo sudah ada di Boston bersama kakak-kakaknya. Ayahnya melarang Chan Doo mengangkat telepon dan pergi keluar seenaknya.
Chan Doo merasa down. ia hendak menelepon Pul Ip, namun ponsel Pul Ip sedang tidak aktif. Karena itu ia hanya bisa melihat foto Pul Ip di ponselnya. Dengan begitu ia merasa lebih baik.
Seperti biasa, Hyun Jung datang menemui Baek Hyun dan membawakan hadiah, sekotak coklat.
Seok Ho menemui seorang wanita cantik bernama Lee Eun Yo dan memintanya mengajar. Setelah percakapan beberapa saat, Eun Yo setuju.
Hari pertandingan Bahasa Inggris.
“Pul Ip, apa kau gugup?” tanya Anthony.
“Ya.” jawab Pul Ip. “Aku sudah menghafal semuanya, namun aku tidak yakin bisa menyusun kata-kata dengan benar.”
Chan Doo, Hyun Jung, Bong Goo dan Anthony menyanyikan sebuah lagu bahasa Inggris untuk mereka agar mereka lebih tenang dan terhibur.
Grup Guru Soo Jung sudah datang. Ujian dimulai.
Soal yang diberikan satu lembar dan hanya berisi gambar. Baek Hyun dan Pul Ip merasa gugup. Chan Doo dan yang lainnya ikut gugup. Chan Doo memegang tembok untuk mengirimkan aliran positif, namun tidak mengizinkan Hyun Jung melakukannya. “Kalau begitu aku berdoa saja!”
Baek Hyun gugup dan panik. Ia menghapus tulisan kertasnya sampai sobek. Ia berpikir dan menenangkan diri, lalu mencoba mengerjakan perlahan-lahan.
Pul Ip juga mulai panik. Ia menatap guru Anthony, yang hanya tersenyum padanya, mengisyaratkan untuk tenang. Pul Ip menutup matanya, dan berpikir. Ia mulai tenang dan bisa mengerjakan soal itu.
Waktu selesai. Anthony memeriksa jawaban Sang Hoo dan Yee Ji, sedangkan Soo Jung memeriksa jawaban Baek Hyun dan Pul Ip.
“Kemampuan mereka memang tinggi.” pikir Anthony. “Namun aku lebih banyak tahu.” Ia mencoret beberapa kata yang salah dan ejaan yang tidak benar.
Di pihak lain, Soo Jung melihat hasil koreksiannya. Kata-kata yang dibuat Baek Hyun dan Pul Ip memang sederhana, namun hanya ada sedikit kesalahan.
“kami akan mengumumkan hasilnya” kata Seok Ho. “Nilai dari kedua siswa akan digabungkan. Silahkan, Guru.”
Anthony maju. “Kim Sang Hoon dan Lee Yee Ji, kalian mengerjakan dengan sangat baik. Kemampuan kalian tinggi, sangat tinggi.” Sang Hoon dan Yee Ji tersenyum menang. Anthony melanjutkan, “Tidak banyak kata yang salah. Total kesalahan kalian adalah 8. Jadi nilai kalian adalah 92.”
Kini giliran Soo Jung. “Baek Hyun dan Pul Ip, kalian melakukan dengan baik. Aku tidak tahu bagaimana kalian mempelajari ini semua dalam waktu singkat. Total kesalahan kalian adalah 7. Jadi nilai kalian 93.”
Baek Hyun dan Pul Ip terkejut. Mereka sangat senang dan saling toast, lupa kalau sedang bertengkar.
Sang Hoon dan Yee Ji tidak bisa menerimanya. Mereka maju untuk melihat lembar jawaban.
“Kata-kata yang mereka buat setingkat dengan anak SMP.” kata Sang Hoon protes. “Kenapa kami disetarakan dengan kerja mereka?”
“Tapi kesalahan yang mereka buat tidak banyak.” kata Seok Ho menjelaskan. “Ujian bukanlah sesuatu yang bisa kalian jadikan ajang pamer. Lebih penting untuk mengetahui dengan pasti dasarnya sehingga kau mengerti.”
“Ini omong kosong!” seru Sang Hoon.
“Sikapmu seperti anak SD.” kata Seok Ho.
Sang Hoon keluar dari kelas itu. Yee Ji mengucapkan selamat pada Pul Ip dengan terpaksa. Soo Jung berkata pada Baek Hyun dan Pul Ip, “Kerja kalian sangat bagus.” Lalu mengajak Yee Ji keluar dari kelas itu.
“Pul Ip, apa kau gugup?” tanya Anthony.
“Ya.” jawab Pul Ip. “Aku sudah menghafal semuanya, namun aku tidak yakin bisa menyusun kata-kata dengan benar.”
Chan Doo, Hyun Jung, Bong Goo dan Anthony menyanyikan sebuah lagu bahasa Inggris untuk mereka agar mereka lebih tenang dan terhibur.
Grup Guru Soo Jung sudah datang. Ujian dimulai.
Soal yang diberikan satu lembar dan hanya berisi gambar. Baek Hyun dan Pul Ip merasa gugup. Chan Doo dan yang lainnya ikut gugup. Chan Doo memegang tembok untuk mengirimkan aliran positif, namun tidak mengizinkan Hyun Jung melakukannya. “Kalau begitu aku berdoa saja!”
Baek Hyun gugup dan panik. Ia menghapus tulisan kertasnya sampai sobek. Ia berpikir dan menenangkan diri, lalu mencoba mengerjakan perlahan-lahan.
Pul Ip juga mulai panik. Ia menatap guru Anthony, yang hanya tersenyum padanya, mengisyaratkan untuk tenang. Pul Ip menutup matanya, dan berpikir. Ia mulai tenang dan bisa mengerjakan soal itu.
Waktu selesai. Anthony memeriksa jawaban Sang Hoo dan Yee Ji, sedangkan Soo Jung memeriksa jawaban Baek Hyun dan Pul Ip.
“Kemampuan mereka memang tinggi.” pikir Anthony. “Namun aku lebih banyak tahu.” Ia mencoret beberapa kata yang salah dan ejaan yang tidak benar.
Di pihak lain, Soo Jung melihat hasil koreksiannya. Kata-kata yang dibuat Baek Hyun dan Pul Ip memang sederhana, namun hanya ada sedikit kesalahan.
“kami akan mengumumkan hasilnya” kata Seok Ho. “Nilai dari kedua siswa akan digabungkan. Silahkan, Guru.”
Anthony maju. “Kim Sang Hoon dan Lee Yee Ji, kalian mengerjakan dengan sangat baik. Kemampuan kalian tinggi, sangat tinggi.” Sang Hoon dan Yee Ji tersenyum menang. Anthony melanjutkan, “Tidak banyak kata yang salah. Total kesalahan kalian adalah 8. Jadi nilai kalian adalah 92.”
Kini giliran Soo Jung. “Baek Hyun dan Pul Ip, kalian melakukan dengan baik. Aku tidak tahu bagaimana kalian mempelajari ini semua dalam waktu singkat. Total kesalahan kalian adalah 7. Jadi nilai kalian 93.”
Baek Hyun dan Pul Ip terkejut. Mereka sangat senang dan saling toast, lupa kalau sedang bertengkar.
Sang Hoon dan Yee Ji tidak bisa menerimanya. Mereka maju untuk melihat lembar jawaban.
“Kata-kata yang mereka buat setingkat dengan anak SMP.” kata Sang Hoon protes. “Kenapa kami disetarakan dengan kerja mereka?”
“Tapi kesalahan yang mereka buat tidak banyak.” kata Seok Ho menjelaskan. “Ujian bukanlah sesuatu yang bisa kalian jadikan ajang pamer. Lebih penting untuk mengetahui dengan pasti dasarnya sehingga kau mengerti.”
“Ini omong kosong!” seru Sang Hoon.
“Sikapmu seperti anak SD.” kata Seok Ho.
Sang Hoon keluar dari kelas itu. Yee Ji mengucapkan selamat pada Pul Ip dengan terpaksa. Soo Jung berkata pada Baek Hyun dan Pul Ip, “Kerja kalian sangat bagus.” Lalu mengajak Yee Ji keluar dari kelas itu.
Soo Jung sanagt tertekan atas kekalahan itu. Anthony menemuinya dan menceritakan kesepakatan antara ia dengan anak-anak. “Dengan anak-anak yang seperti ini, sekarang aku tidak punya rasa penyesalan karena pergi meninggalkan mereka.”
Soo Jung meminta Anthony tetap mengajar murid-murid kelas khusus.
Soo Jung meninggalkan surat pengunduran diri di meja Ma Ri. Ma Ri menemui Seok Ho dan Guru Cha untuk menanyakan hal ini. guru Cha langsung memarahi Anthony, mengira Anthony yang menyebabkan Soo Jung mengundurkan diri.
“Kalau dia tidak pergi dari sini! Aku yang akan pergi!” kata Guru Cha pada Seok Ho, lalu berjalan pergi.
Seok Ho meminta Ma Ri menggantikan Guru Cha untuk sementara dan menyerahkan soal-soal padanya agar dikerjakan anak-anak.
Soo Jung meminta Anthony tetap mengajar murid-murid kelas khusus.
Soo Jung meninggalkan surat pengunduran diri di meja Ma Ri. Ma Ri menemui Seok Ho dan Guru Cha untuk menanyakan hal ini. guru Cha langsung memarahi Anthony, mengira Anthony yang menyebabkan Soo Jung mengundurkan diri.
“Kalau dia tidak pergi dari sini! Aku yang akan pergi!” kata Guru Cha pada Seok Ho, lalu berjalan pergi.
Seok Ho meminta Ma Ri menggantikan Guru Cha untuk sementara dan menyerahkan soal-soal padanya agar dikerjakan anak-anak.
Baek Hyun secara tidak sengaja mendengar Ma Ri bicara ditelepon. Ia meninggalkan pesan untuk Soo Jung tentang pengunduran diri Soo Jung.
“Apa?” tanya Baek Hyun. “Mengundurkan diri?! Apa ia keluar?!” bentaknya pada Ma Ri. (Duh, bener-bener ni anak ga tahu sopan-santun).
“Apa?” tanya Baek Hyun. “Mengundurkan diri?! Apa ia keluar?!” bentaknya pada Ma Ri. (Duh, bener-bener ni anak ga tahu sopan-santun).
Seok Ho pergi mencari Soo Jung, dan menemukan Soo Jung sedang mabuk berat. Ia membawa Soo Jung ke rumah sakit.
Ketika tersadar di tengah malam, Soo Jung terkejut melihat Seok Ho tertidur di kursi, menungguinya.
Soo Jung tidur lagi dan terbangun keesokkan paginya. Seok Ho menitipkan handycam yang berisi rekaman saat Soo Jung berkata ia akan melakukan yang terbaik dalam mengajar anak-anak. Seok Ho meninggalkan secarik kertas yang berisi, “Karena kau, Guru Cha Ki Bong berhenti mengajar.” Soo Jung terkejut.
Ketika tersadar di tengah malam, Soo Jung terkejut melihat Seok Ho tertidur di kursi, menungguinya.
Soo Jung tidur lagi dan terbangun keesokkan paginya. Seok Ho menitipkan handycam yang berisi rekaman saat Soo Jung berkata ia akan melakukan yang terbaik dalam mengajar anak-anak. Seok Ho meninggalkan secarik kertas yang berisi, “Karena kau, Guru Cha Ki Bong berhenti mengajar.” Soo Jung terkejut.
Seok Ho mencari anak-anak di sekolah. Ia mencari di laboratorium, ruang kelas, gymnasium, ruang pertemuan, dimana-dimana, namun tidak bisa menemukan mereka. Ia kemudian menelepon Chan Doo. Chan Doo tidak mengangkatnya. Seok Ho kemudian mencoba menelepon Hyun Jung.
Pul Ip kesal. Ia mengambil tasnya dan berjalan ingin pergi.
“Pul Ip, kau mau kemana?” tanya Chan Doo.
“Aku tidak suka seperti ini.” kata Pul Ip.
“Pul Ip.” Baek Hyun memanggilnya. “Kau ingin bertindak sendiri?”
“Kenapa dengan ini semua?” seru Pul Ip. “Memangnya kita anak SD?”
“Memangnya aku menyuruh kalian ikut?” tanya Baek Hyun. Bong Goo menggeleng. “Kang Seok Ho sudah membodohimu. Atau kau bekerja untuknya lagi?”
“Oi, kenapa kau bicara begitu padanya?” bela Chan Doo.
Pul Ip memandang Baek Hyun, menantang. Ia mengeluarkan ponsel dan menelepon Seok Ho. Ia memberi tahu Seok Ho tempat keberadaan mereka.
“Kil Pul Ip!” seru Hyun Jung protes. “Kenapa kau tidak setia kawan?”
Pul Ip menarik napas, mencoba bersabar. “Kau terus-menerus bilang bahwa kami dibodohi oleh Kang Seok Ho atau kami dimanfaatkan olehnya. Kami tidak sebodoh itu. Aku hanya ingin mencoba belajar. Apa yang salah dengan itu? Kalau kau mau, kau tinggal keluar saja sendiri!”
“Apa aku bilang sesuatu tentang tidak boleh belajar?” tanya Baek Hyun. “Aku hanya tidak tahan melihat kau diperdaya oleh Kang Seok Ho. Universitas Chun Ha? Kau pikir orang bodoh seperti kita, betapa pun kerasnya kita belajar, bisa masuk ke sana? Kau benar-benar percaya omong kosong Kang Seok Ho?!”
“Kenapa kau berteriak padanya?” bela Chan Doo. “Apa ada yang salah dengan apa yang dikatakan Pul Ip?”
“Jangan ikut campur!” ujar Baek Hyun.
“Apa?” Chan Do maju menarik baju Baek Hyun. “Kau… Hwang Baek Hyun, apa maumu? Karena kami membiarkan kau melakukan apa yang kau suka, lalu kau menganggap kami pengikutmu? Apa kau begitu hebat?”
Baek Hyun menonjok wajah Chan Doo.
“Chan Doo!” teriak Bong Goo.
“Suami!” protes Hyun Jung.
Pul Ip menatap Baek Hyun, marah.
Chan Doo hendak membalas, namun Seok Ho tiba-tiba masuk. “Apa yang kalian lakukan?! Semuanya kembali ke kelas. Semuanya kembali ke kelas!”
Pul Ip, Bong Goo dan Chan Doo kembali ke kelas. Namun Baek Hyun dan Hyun Jung tetap berdiri tanpa bergerak. Seok Ho menatap Baek Hyun.
Pul Ip kesal. Ia mengambil tasnya dan berjalan ingin pergi.
“Pul Ip, kau mau kemana?” tanya Chan Doo.
“Aku tidak suka seperti ini.” kata Pul Ip.
“Pul Ip.” Baek Hyun memanggilnya. “Kau ingin bertindak sendiri?”
“Kenapa dengan ini semua?” seru Pul Ip. “Memangnya kita anak SD?”
“Memangnya aku menyuruh kalian ikut?” tanya Baek Hyun. Bong Goo menggeleng. “Kang Seok Ho sudah membodohimu. Atau kau bekerja untuknya lagi?”
“Oi, kenapa kau bicara begitu padanya?” bela Chan Doo.
Pul Ip memandang Baek Hyun, menantang. Ia mengeluarkan ponsel dan menelepon Seok Ho. Ia memberi tahu Seok Ho tempat keberadaan mereka.
“Kil Pul Ip!” seru Hyun Jung protes. “Kenapa kau tidak setia kawan?”
Pul Ip menarik napas, mencoba bersabar. “Kau terus-menerus bilang bahwa kami dibodohi oleh Kang Seok Ho atau kami dimanfaatkan olehnya. Kami tidak sebodoh itu. Aku hanya ingin mencoba belajar. Apa yang salah dengan itu? Kalau kau mau, kau tinggal keluar saja sendiri!”
“Apa aku bilang sesuatu tentang tidak boleh belajar?” tanya Baek Hyun. “Aku hanya tidak tahan melihat kau diperdaya oleh Kang Seok Ho. Universitas Chun Ha? Kau pikir orang bodoh seperti kita, betapa pun kerasnya kita belajar, bisa masuk ke sana? Kau benar-benar percaya omong kosong Kang Seok Ho?!”
“Kenapa kau berteriak padanya?” bela Chan Doo. “Apa ada yang salah dengan apa yang dikatakan Pul Ip?”
“Jangan ikut campur!” ujar Baek Hyun.
“Apa?” Chan Do maju menarik baju Baek Hyun. “Kau… Hwang Baek Hyun, apa maumu? Karena kami membiarkan kau melakukan apa yang kau suka, lalu kau menganggap kami pengikutmu? Apa kau begitu hebat?”
Baek Hyun menonjok wajah Chan Doo.
“Chan Doo!” teriak Bong Goo.
“Suami!” protes Hyun Jung.
Pul Ip menatap Baek Hyun, marah.
Chan Doo hendak membalas, namun Seok Ho tiba-tiba masuk. “Apa yang kalian lakukan?! Semuanya kembali ke kelas. Semuanya kembali ke kelas!”
Pul Ip, Bong Goo dan Chan Doo kembali ke kelas. Namun Baek Hyun dan Hyun Jung tetap berdiri tanpa bergerak. Seok Ho menatap Baek Hyun.
“Kau baik-baik saja?” tanya Pul Ip.
“Ya.” jawab Chan Doo, memegang bibirnya yang robek.
“Biar kulihat.” kata Pul Ip.
“Gigimu tidak copot?” tanyaBong goo polos.
Chan Doo memeriksa giginya dengan lidah. “Ooo..” Ia hendak mengambil giginya.
Pul Ip dan Bong Goo panik. Chan Doo pura-pura mencabut gigi, namun kemudian ia tertawa.
“Kau membuat kami takut!” seru Bong Goo.
“Ya.” jawab Chan Doo, memegang bibirnya yang robek.
“Biar kulihat.” kata Pul Ip.
“Gigimu tidak copot?” tanyaBong goo polos.
Chan Doo memeriksa giginya dengan lidah. “Ooo..” Ia hendak mengambil giginya.
Pul Ip dan Bong Goo panik. Chan Doo pura-pura mencabut gigi, namun kemudian ia tertawa.
“Kau membuat kami takut!” seru Bong Goo.
Seok Ho memarahi Baek Hyun. “Apa kau punya hak berlaku seperti ini? Siapa yang memberimu izin membawa anak-anak keluar? Sejak kapan kau menjadi orang yang loyal?”
“Apa kau membantuku dengan menggadaikan kantormu? Apa kau ingin menginjak-injak harga diriku?” tanya Baek Hyun. “Kau hanya ingin membuatku menjadi muridmu?”
“Apa kau masih punya sisa harga diri yang bisa kuinjak?” Seok Ho berkata sinis. “Kau tidak memiliki apapun. Tapi kau masih ingin berdiri dengan angkuh diatas harga dirimu?” Seok Ho tertawa. “Anak bodoh.”
“Paman!” Hyun Jung berseru kesal.
“Jika kau masih ingin membuat masalah, pergi saja. Demi kebaikan murid-murid yang masih ingin tinggal.” ujar Seok Ho. (bener banget!)
“Baik.” kata Baek Hyun. “Aku akan pergi. Bawa anak-anak naif itu dan terus bodohi mereka sebanyak yang kau mau.”
Baek Hyun hendak berjalan pergi, namun Soo Jung tiba-tiba masuk dan berseru memanggil. “Hwang Baek Hyun!”
Soo Jung masuk dan membungkuk pada Seok Ho. “Maafkan aku, Pengacara Kang. Aku sudah berpikiran pendek.”
“Guru!” seru Baek Hyun.
“Diam!” Soo Jung memandang Baek Hyun tajam, lalu berkata pada Seok Ho. “Aku akan kembali ke kelas khusus. Tolong maafkan aku sekali ini.”
“Apa yang kau katakan?” Baek Hyun protes.
“Apa kau mau aku benar-benar berhenti mengajar?” Soo Jung berkata, namun Baek Hyun memotong. Soo Jung berteriak padanya. “Dengarkan aku!”
“Apa kau membantuku dengan menggadaikan kantormu? Apa kau ingin menginjak-injak harga diriku?” tanya Baek Hyun. “Kau hanya ingin membuatku menjadi muridmu?”
“Apa kau masih punya sisa harga diri yang bisa kuinjak?” Seok Ho berkata sinis. “Kau tidak memiliki apapun. Tapi kau masih ingin berdiri dengan angkuh diatas harga dirimu?” Seok Ho tertawa. “Anak bodoh.”
“Paman!” Hyun Jung berseru kesal.
“Jika kau masih ingin membuat masalah, pergi saja. Demi kebaikan murid-murid yang masih ingin tinggal.” ujar Seok Ho. (bener banget!)
“Baik.” kata Baek Hyun. “Aku akan pergi. Bawa anak-anak naif itu dan terus bodohi mereka sebanyak yang kau mau.”
Baek Hyun hendak berjalan pergi, namun Soo Jung tiba-tiba masuk dan berseru memanggil. “Hwang Baek Hyun!”
Soo Jung masuk dan membungkuk pada Seok Ho. “Maafkan aku, Pengacara Kang. Aku sudah berpikiran pendek.”
“Guru!” seru Baek Hyun.
“Diam!” Soo Jung memandang Baek Hyun tajam, lalu berkata pada Seok Ho. “Aku akan kembali ke kelas khusus. Tolong maafkan aku sekali ini.”
“Apa yang kau katakan?” Baek Hyun protes.
“Apa kau mau aku benar-benar berhenti mengajar?” Soo Jung berkata, namun Baek Hyun memotong. Soo Jung berteriak padanya. “Dengarkan aku!”
Seok Ho mengajak Hyun jung dan yang lainnya kembali ke kelas, namun Baek Hyun masih bicara dengan Soo Jung. Ketika mereka masuk, seorang wanita sudah ada di sana, sedang menghapus papan tulis. “Ia adalah Guru Lee Eun Yoo, guru bahasa Korea kalian.” kata Seok Ho memperkenalkan.
“Kau menghapus papan tulis.” kata Bong Goo.
“Ada tulisan ‘kelas khusus dibubarkan’. Sepertinya ada masalah kecil. Apa sudah diselesaikan?” tanya Guru Lee.
“Sudah.” jawab Seok Ho. Ia menyuruh anak-anak duduk.
“Anak yang bertanggung jawab atas masalah ini belum kembali?” Guru Lee bertanya lagi pada Seok Ho. Seok Ho mengangguk dan mengatakan bahwa anak itu akan segera datang.
“Kau menghapus papan tulis.” kata Bong Goo.
“Ada tulisan ‘kelas khusus dibubarkan’. Sepertinya ada masalah kecil. Apa sudah diselesaikan?” tanya Guru Lee.
“Sudah.” jawab Seok Ho. Ia menyuruh anak-anak duduk.
“Anak yang bertanggung jawab atas masalah ini belum kembali?” Guru Lee bertanya lagi pada Seok Ho. Seok Ho mengangguk dan mengatakan bahwa anak itu akan segera datang.
Soo Jung meminta maaf pada Baek Hyun. “Maaf aku melarikan diri seperti ini. Aku terlalu berpikiran pendek dan tidak punya motivasi. Aku sangat bodoh. Berjanjilah untuk kembali ke kelas khusus.”
Setelah percakapan, akhirnya Baek Hyun setuju kembali ke kelas khusus.
Seok Ho meminta Soo Jung membawa Guru Cha kembali karena Soo Jung-lah yang bertanggung jawab atas kekacauan ini.
Guru Lee mengajarkan pada anak-anak bagaimana agar membaca literatur Korea menjadi tidak menakutkan. Ia membandingkan pelajarannya dengan hal lain seperti, ‘kenapa kebanyakan orang suka film yang tidak bagus (seperti drama perselingkuhan)?’. “Kalau kalian ingin bersahabat dengan bacaan kalian, maka kalian harus memompakan racun.”
Guru Lee membuka tasnya.
Murid-murid diberi bacaan sastra namun versi erotis. Hal itu membuat mereka berimajinasi.
“Hal pertama agar kalian bisa menguasai bahasa Korea adalah dengan membaca cepat dan langsung menangkap isinya.” ujar Guru Lee.
Setelah percakapan, akhirnya Baek Hyun setuju kembali ke kelas khusus.
Seok Ho meminta Soo Jung membawa Guru Cha kembali karena Soo Jung-lah yang bertanggung jawab atas kekacauan ini.
Guru Lee mengajarkan pada anak-anak bagaimana agar membaca literatur Korea menjadi tidak menakutkan. Ia membandingkan pelajarannya dengan hal lain seperti, ‘kenapa kebanyakan orang suka film yang tidak bagus (seperti drama perselingkuhan)?’. “Kalau kalian ingin bersahabat dengan bacaan kalian, maka kalian harus memompakan racun.”
Guru Lee membuka tasnya.
Murid-murid diberi bacaan sastra namun versi erotis. Hal itu membuat mereka berimajinasi.
“Hal pertama agar kalian bisa menguasai bahasa Korea adalah dengan membaca cepat dan langsung menangkap isinya.” ujar Guru Lee.
Saat makan siang, anak-anak makan bekal bersama di kafetaria. Hyun Jung membawakan Baek Hyun kiwi dan apel. Bong Goo melihat buah itu. “Kelihatannya enak.”
“Bong Goo, jangan melihat itu terus.” kata Chan Doo. Ia menunjuk bekalnya. “Anggap saja ini apel, yang ini kiwi… Kau suka buah apa, Pul Ip?”
“Strawberry.”
“Nah, yang ini strawberry.” Chan Doo menunjuk kimchi, kemudian menyuapi Pul Ip. “Aaa..”
Pul Ip tertawa dan membuka mulutnya. “Manis?”
“Ini asam.” jawab Pul Ip, tertawa.
Baek Hyun kesal melihatnya. Ia langsung mengambil kiwi Hyun Jung dan memakannya.
“Bong Goo, jangan melihat itu terus.” kata Chan Doo. Ia menunjuk bekalnya. “Anggap saja ini apel, yang ini kiwi… Kau suka buah apa, Pul Ip?”
“Strawberry.”
“Nah, yang ini strawberry.” Chan Doo menunjuk kimchi, kemudian menyuapi Pul Ip. “Aaa..”
Pul Ip tertawa dan membuka mulutnya. “Manis?”
“Ini asam.” jawab Pul Ip, tertawa.
Baek Hyun kesal melihatnya. Ia langsung mengambil kiwi Hyun Jung dan memakannya.
Soo Jung datang ke rumah Guru Cha dan bersikeras mengajaknya kembali. Dengan bujukan dan sikap keras kepala Soo Jung, Guru Cha akhirnya bersedia kembali. (Ga guru, ga murid smuanya kekanak-kanakan)
Chan Doo dan Bong Goo membaca bacaan literatur erotis Korea. Salah satu guru perempuan yang mengajar bahasa Korea, Bae Young Sook, marah melihatnya. Ia mendatangi Seok Ho dan Guru Lee. “Bagaimana kau bisa memberi ini pada murid-murid? Ini sekolah! Ini bukan toko komik!”
“Jadi ini penyebab kenapa nilai bahasa Korea mereka sangat buruk?” ujar Guru Lee santai. Ia mengulurkan tangan ingin bersalaman, namun Guru Bae tidak membalasnya. “Aku baru tahu bahwa aku ternyata adalah kakak kelasmu di SMA. Jangan campuri urusanku.”
Guru Lee bertemu dengan Guru Cha dan Soo Jung, lalu berkenalan. Setelah itu Anthony datang. Mereka mengadakan rapat untuk rencana kedepan karena ujian tengah semester tinggal 2 minggu lagi.
“Jadi ini penyebab kenapa nilai bahasa Korea mereka sangat buruk?” ujar Guru Lee santai. Ia mengulurkan tangan ingin bersalaman, namun Guru Bae tidak membalasnya. “Aku baru tahu bahwa aku ternyata adalah kakak kelasmu di SMA. Jangan campuri urusanku.”
Guru Lee bertemu dengan Guru Cha dan Soo Jung, lalu berkenalan. Setelah itu Anthony datang. Mereka mengadakan rapat untuk rencana kedepan karena ujian tengah semester tinggal 2 minggu lagi.
Para guru kelas khusus masuk. Seok Ho mengatakan pada anak-anak bahwa ujian tengah semester tinggal 2 minggu lagi dan mereka hanya punya 1 target, yaitu mendapat nilai sempurna dalam setiap mata pelajaran.
“Jika kalian tidak bisa mendapat 100, kalian tidak akan punya kesempatan ke Chun Ha.”
Anak-anak tidak yakin mereka bisa. Seok Ho ingin mengadakan camp pelatihan lagi besok.
“Jika kalian tidak bisa mendapat 100, kalian tidak akan punya kesempatan ke Chun Ha.”
Anak-anak tidak yakin mereka bisa. Seok Ho ingin mengadakan camp pelatihan lagi besok.
Para orang tua murid kelas khusus dipanggil ke sekolah. Seok Ho ingin menunjukkan pada para orang tua bagaimana anak-anak mereka belajar dan meminta izin pada mereka. “Ayo kita buat mereka percaya pada kita dan belajar dengan keras.” ujar Seok Ho pada anak-anak.
Pul Ip kesal melihat ibunya membawa pacar baru yang brondong.
Semua orang tua membawakan hadiah untuk para guru, hanya nenek Baek Hyun saja yang datang dengan tangan hampa.
Seok Ho meminta para orang tua tidak mengharapkan anaknya diterima di Chun Ha dan mengatakan pada anak-anak mereka, “Tidak masalah jika kalian lolos atau gagal!”
Setelah semua para orang tua pulang, nenek Baek Hyun membersihkan ruangan sebagai ganti hadiah yang tidak bisa ia beli. Guru Soo Jung membantunya.
Pul Ip kesal melihat ibunya membawa pacar baru yang brondong.
Semua orang tua membawakan hadiah untuk para guru, hanya nenek Baek Hyun saja yang datang dengan tangan hampa.
Seok Ho meminta para orang tua tidak mengharapkan anaknya diterima di Chun Ha dan mengatakan pada anak-anak mereka, “Tidak masalah jika kalian lolos atau gagal!”
Setelah semua para orang tua pulang, nenek Baek Hyun membersihkan ruangan sebagai ganti hadiah yang tidak bisa ia beli. Guru Soo Jung membantunya.
Pul Ip main game.
Baek Hyun mengunjungi kamar Seok Ho yang baru dan bertanya alasannya menjual kantor. Seok Ho tidak mengatakan alasannya dan menyuruh Baek Hyun mendapatkan nilai sempurna di ujian tengah semester. Jika ia berhasil, maka Seok Ho akan menuruti apa saja yang dikatakan Baek Hyun. Ia bahkan bersedia berlutut dihadapan Baek Hyun.
Chan Doo naik sepeda, berniat mengantarkan strawberry untuk Pul Ip.
Pul Ip belajar sambil mendengarkan musik. (jujur aku heran, padahal kan mereka terkenal murid yang paling bodoh, tapi kalau cara belajarnya begitu gimana bisa maju? Belajar keras cuma kalau ada sesuatu, padahal tujuan utama mereka lolos Chun Ha. Jadiin anak yang paling bodoh jadi anak pinter yang masuk universitas TOP itu kan ga instan. Bnr2 beda sama anak-anak di Dragon Zakura yang terlihat bnr2 belajar dengan keras. Di GOS, yang ditekanin lebih ke percintaan. And honestly, I don’t like it)
Baek Hyun menemui Pul Ip. Pul Ip menyuruhnya berbaikan dengan Chan Doo. Baek Hyun bilang ia akan berusaha keras untuk ujian tengah semester. Ia kemudian memberikan dua buah strawberry untuk Pul Ip.
Chan Doo melihat mereka dari jauh dan tersenyum. Ia berbalik pergi dan meletakkan strawberry begitu saja di tanah.
Baek Hyun mengunjungi kamar Seok Ho yang baru dan bertanya alasannya menjual kantor. Seok Ho tidak mengatakan alasannya dan menyuruh Baek Hyun mendapatkan nilai sempurna di ujian tengah semester. Jika ia berhasil, maka Seok Ho akan menuruti apa saja yang dikatakan Baek Hyun. Ia bahkan bersedia berlutut dihadapan Baek Hyun.
Chan Doo naik sepeda, berniat mengantarkan strawberry untuk Pul Ip.
Pul Ip belajar sambil mendengarkan musik. (jujur aku heran, padahal kan mereka terkenal murid yang paling bodoh, tapi kalau cara belajarnya begitu gimana bisa maju? Belajar keras cuma kalau ada sesuatu, padahal tujuan utama mereka lolos Chun Ha. Jadiin anak yang paling bodoh jadi anak pinter yang masuk universitas TOP itu kan ga instan. Bnr2 beda sama anak-anak di Dragon Zakura yang terlihat bnr2 belajar dengan keras. Di GOS, yang ditekanin lebih ke percintaan. And honestly, I don’t like it)
Baek Hyun menemui Pul Ip. Pul Ip menyuruhnya berbaikan dengan Chan Doo. Baek Hyun bilang ia akan berusaha keras untuk ujian tengah semester. Ia kemudian memberikan dua buah strawberry untuk Pul Ip.
Chan Doo melihat mereka dari jauh dan tersenyum. Ia berbalik pergi dan meletakkan strawberry begitu saja di tanah.
Seok Ho meminta anak-anak menuliskan tujuan mereka di sebuah note. Dengan percaya diri, Baek Hyun menuliskan ‘Target Nilai: 100′. (yakin bisa? perasaan ga pernah ngelihat dia belajar sungguh2..)
Pembelajaran intensif matematika untuk ujian tengah semester dimulai. Guru Cha menyiapkan sangat banyak soal untuk mereka. Anak-anak mengerjakan soal-soal itu dengan pasrah.
Baek Hyun mendekati Chan Doo dan meminta maaf padanya.
“Bukan seperti dirimu.” ujar Chan Doo seraya berjalan pergi.
“Jangan marah lagi.” ujar Baek Hyun.
Hyun Jung pergi keluar malam itu dengan diam-diam, ingin berbelanja barang baru. Pul Ip tanpa sengaja bertemu dengannya dan ingin ikut dengannya.
Di sebuahtoko, mereka bertemu dengan beberapa orang gadis. “Kau Na Hyun Jung, kan? Apa kau mau bersembunyi lagi dari kami?” tanya salah seorang dari mereka.
“Kau salah orang.” kata Hyun Jung takut. Ia kemudian melarikan diri. Para gadis itu mengejar dan berhasil memojokkannya.
“Kau pergi tanpa memberi tahu kami?” tanya salah seorang dari mereka.
“Apa kau tahu berapa banyak kami menderita karena kau?” tanya yang lain.
“Ada banyak orang yang ingin bertemu denganmu. Ikut aku.”
Mereka menyeret Hyun Jung, namun Hyun Jung berusaha membebaskan diri.
“Kau ingin diberi pelajaran, hah?”
Salah seorang dari mereka memamerkan tinjunya dan ingin memukul Hyun Jung.
“Hyun Jung!” seru Pul Ip panik.
“Bukan seperti dirimu.” ujar Chan Doo seraya berjalan pergi.
“Jangan marah lagi.” ujar Baek Hyun.
Hyun Jung pergi keluar malam itu dengan diam-diam, ingin berbelanja barang baru. Pul Ip tanpa sengaja bertemu dengannya dan ingin ikut dengannya.
Di sebuahtoko, mereka bertemu dengan beberapa orang gadis. “Kau Na Hyun Jung, kan? Apa kau mau bersembunyi lagi dari kami?” tanya salah seorang dari mereka.
“Kau salah orang.” kata Hyun Jung takut. Ia kemudian melarikan diri. Para gadis itu mengejar dan berhasil memojokkannya.
“Kau pergi tanpa memberi tahu kami?” tanya salah seorang dari mereka.
“Apa kau tahu berapa banyak kami menderita karena kau?” tanya yang lain.
“Ada banyak orang yang ingin bertemu denganmu. Ikut aku.”
Mereka menyeret Hyun Jung, namun Hyun Jung berusaha membebaskan diri.
“Kau ingin diberi pelajaran, hah?”
Salah seorang dari mereka memamerkan tinjunya dan ingin memukul Hyun Jung.
“Hyun Jung!” seru Pul Ip panik.
0 komentar:
Posting Komentar